Dari, Oleh, Untuk MWCNU RENGEL

Wikipedia

Hasil penelusuran

Language Choice

غينا غينكم غينهم

Kamis, 25 Oktober 2018

Pendulum NU Berbalik Arah

Yaa Qohhar Ya Jabbaar.....

Siapa yang akan menghancurkan NU, maka niscaya ان شاء الله dia akan hancur sendiri karena niscaya ان شاء الله NU dijaga dan dilindungi Allah SWT, NU selalu dalam naungan doa Waliyullah, 'Ulama, shalihin baik yang masih hidup maupun sudah wafat.



Insiden Limbangan ini diantara bukti "kesaktian" NU. Mulanya NU ditarget untuk dibubarkan, justru mereka yang akan bubar sendiri, seakar-akarnya.

Awalnya mereka mau menyusupkan si oknum pembuat onar di Tasikmalaya, dimana puncak Hari Santri Nasional dipusatkan. Namun sesampai di alun-alun Limbangan ternyata di situ juga peringatan HSN ramai, dan "rencana 1" diubah ke Limbangan.

Sengaja memang oknum tersebut akan membuat keributan, dengan target oknum tersebut diskenariokan dihajar Banser, benderanya dirobek, diinjak dan dibakar banser. Semua sudah "by design".

Setelah skenario pertama berhasil yaitu step pendholiman oleh Banser, selanjutnya masuk skenario kedua, yaitu meyakinkan massa bahwa bendera yang dirusak Banser itu lambang tauhid umat Islam (secara keseluruhan), bukan lambang organisasi terlarang HTI. Diharap umat Islam akan marah ke Banser sehingga Banser digiring ke opinian penista agama, dipenjara dan dibubarkan (walau minta maaf).

Jika Banser masuk skenario sang penista agama, sedangkan Banser itu badan semi otonomnya GP Ansor dan GP Ansor itu banomnya NU, maka terakhir NU juga induk penista agama, dan grand design terlaksana, pembubaran NU. Jika NU telah bubar maka semakin leluasalah mereka mengacak-acak NKRI karena "pengawal" NKRI yang tulus (yaitu NU) sudah musnah. Sudah bisa diduga bagaimana nasib dasar negara Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika, serta.konfluk horizontal diramaikandengan penetrasi asing.

Namun Gusti Allah mboten sare, Allah tidak tidur. Siapapun yang punya tujuan yang tidak diridlai Allah maka akan hancur. Siapapun yang menghancurkan NU, akan hancur sendiri.

Jadi sedianya mereka menskenario mengkriminalkan Banser yang dituduh membakar bendera kalimat tauhid, ternyata disimpulkan kepolisian bahwa ITU BENDERA HTI, bukan bendera tauhid, walau ditulis kalimat tauhid (itu hanyalah trik pengelabuan saja).

Dan justru, saat ini pendulum berbalik arah. Bukannya polisi memenjarakan Banser, tapi justru polisi mengejar oknum yang mengibarkan bendera tauhid/atribut bertuliskan tauhid/sleyer bertuliskan tauhid di acara Hari Santri di Limbangan, untuk ditangkap. Beserta organisasi dan aktor intelektual dibalik penyusupan tersebut. Dan terakhir kader, anggota, pendukung dan simpatisan HTI sudah bisa dipetakan.

Kejadian ini mempunyai hikmah yang besar. Jika saat ini, selama ini kita selalu bersama, canda tawa....Ehh...ternyata teman saya, saudara saya, guru saya itu pendukung HTI, simpatisan, atau kader. Semua akan terlihat dengan jelas, terpetakan dengan apik adanya kejadian Limbangan ini.

Dan saya jadi teringat kata orang alim bahwa dimanapun "bola" NU disepak, ditendang, disitulah pasti ada gawangnya, atau tiba-tiba gawangnya lawan sudah pindah ke arah tendangan. Dan akhirnya gooollll......

0 Comments:

Posting Komentar