.
*TAKE AND GIVE*
(Tulisan ke-1)
وَكُنْ مُسْتَفِيْدًا كُلَّ يَوْمٍ زِيَادَةً ÷
مِنَ الْعِلْمِ وَاسْبَحْ فِيْ بُخُوْرِالْفَوَائِدِ
_" Jadilah kamu orang yang setiap hari selalu belajar (mengambil faedah) tambahan ilmu_ #
_dan berenanglah dalam lautan pengertian(ilmu)"_
_'Take and give'_ 'mengambil dan memberi ', dalam konteks ngaji diartikan : belajar _(ta'allum, istifadah)_ dan mengajar _(ta'lim dan ifadah)_, adalah dua aktifitas yang seyogyanya jangan kita lewatkan. Waktu kita masih berstatus santri atau murid, tentu mengutamakan _istifadah/take/ ngangsu kaweruhnya/njaluk wuruk_ , ketika telah menjadi ustadz alias guru bahkan sudah dipanggil kiyai, disamping _ifadah/give/mulang_, tak salah bila terus belajar untuk menambal kekurangan. Tidak perlu malas atau malu. Dan banyak cara untuk _'take and give'_ itu.
Senin lalu, mengawali bulan kedua, tanggal 1 Pebruari 2021, alhamdulillah saya bisa berkumpul, bisa _take/beristifadah_ dengan para kyai yang tergabung dalam lembaga kajian ilmiah keagamaan, Lembaga Bahtsul Masail NU Tuban yang _rawuh_ di Ponpes Al Falah Desa Sumurgung Kecamatan Montong. Para ulama muda ini berdatangan dari seantero kabupaten, meski di luar jadwal resmi bahtsul masail rutin tiga bulanan. Hanya karena ada permasalahan yang sangat sering terjadi di tengah masyarakat dan ramai sekali di bahas dalam Grup WA LBM NU Tuban. Belum ada kata sepakat untuk diambil keputusan. Perlu membuat halaqah dan pertemuan secara spontan sekaligus sambang teman. Disepakatilah waktu dan tempat yang memang biasanya digilir secara bergantian. Mereka datang dengan antusias, mereka begitu peduli, concern dan _kober_ menelaah, memahami dan membedah bertumpuk kitab kuning. Kitab-kitab karya ulama besar yang mempunyai keahlian lebih terpercaya dan kecakapan tingkat dewa dalam memahami dan menjabarkan makna yang terkandung dakam teks-teks suci dan sumber-sumber utama dan pertama, Al Qur'an - Hadits. Kitab-kitab _"njlimet"_ yang untuk bisa membacanya saja dibutuhkan skill khusus yang diperoleh dari ketekunan belajar di pesantren salaf bertahun- tahun bahkan berpuluh tahun dan _'futuh'_ dari Yang Maha Alim Swt, apalagi untuk memahaminya..
*Saking _njlimetnya_ kitab kuning _'mu'tabarah'_ sehingga banyak yang angkat tangan, lalu mencari pemahaman agama secara instan. Dari pemahaman yang instan lalu disiarkan, difatwakan, diviralkan dan dibuat rujukan bahkan tak jarang dijadikan sebagai penghakiman atas pemahaman lain yang tak sejalan. Akhirnya umat semakin kebingungan dalam mencari pegangan, atau beragama dengan serampangan dan mudah tersesatkan.*
Apa yang dibahas ?
Tunggu tulisan selanjutnya !
(ahda)
Banjararum, 04-02-20218
0 Comments:
Posting Komentar