Dari, Oleh, Untuk MWCNU RENGEL

Wikipedia

Hasil penelusuran

Language Choice

غينا غينكم غينهم

Jumat, 19 Februari 2021

Belajar Semangat Ber-NU dari MWCNU dan Ranting-Ranting NU di Kecamatan Turen Malang

Oleh : Ahmad Damanhuri/Khodim NU di Rengel

Kekuatan riil NU sebenarnya ada di bawah, di dua kaki  yaitu ranting/ anak ranting dan mwc. Ketika yang di kaki ini kuat, solid dan banyak memberi manfaat untuk ummat, maka   secara otomatis yang di atas pasti ikut kuat. Tidak bisa dibalik, bila yang di atas kuat  yang di bawah juga ikut kuat. Di sinilah arti pentingnya pengurus di tingkat bawah baik ranting/anak ranting dan mwc. Kita berharap banyak  dari mereka untuk bisa terus menata diri, me _nidzam_ kan organisasi dan berkonsolidasiagar semua kegiatan dan program bisa berjalan dengan sebaik-baiknya. 


Kekuatan dan kemajuan NU dan warganya ada di pundak pengurus ranting/anak ranting sebagai kaki yang pertama dan utama. Pengurus ranting inilah yang sebenarnya  _ngopeni_ ummat  dan terus menerus, tidak hanya  musiman.  Terjun  langsung dalam segala aktifitas masyarakat dan berhadapan dengan semua macam warga, tidak duduk manis di atas kursi,  di balik meja kerja dan menyampaikan teori semata.


Bisa kita bayangkan betapa bangganya Hadratussyaikh Mbah Kyai Hasyim, para Auliya dan Kanjeng Nabi Muhammad saw melihat orang-orang yang terpilih sebagai pengurus NU. Orang-orang yang dipilih Allah swt untuk selalu turun langsung _ngopeni_ membina, mengayomi, mendidik dan memberdayakan ummat Islam di tingkatan paling bawah, di desa, kelurahan, dan lingkungan agar tetap terjaga iman dan akidah ummat, baik dan sah ibadah mereka, mulia perilaku mereka, terpuji amaliyah kemasyarakatan mereka dan   sejahtera  kehidupan mereka. Pengurus rantinglah  yang _kober_ menjadi perekat semua potensi keagamaan, keummatan,  ekonomi, politik, sosial dan budaya  untuk diajak  bersama-sama menata ummat. 


Pengurus rantinglah yang luwes dan piawai berkomunikasi dan berinteraksi dengan para tokoh agama seperti para kyai, guru ngaji, imam- imam jamaah/tahlil, guru-guru yang berkhidmah di lembaga pendidikan yang berorientasi NU, pengurus yayasan, takmir masjid/musholla,  cerdik pandai dan dengan para tokoh masyarakat seperti kepala desa dan perangkatnya, para pegawai,  orang-orang berpengaruh dan terpandang, orang-orang  berpendidikan/ berpengalaman dan orang-orang kuat secara ekonomi, apalagi dengan warga biasa. Segenap lapisan warga ini oleh pengurus NU diyakinkan bahwasanya  ber-NU adalah sarana untuk memperjuangkan agama Allah swt secara nidzam/tertib-teratur/dalam wadah jam'iyyah sehingga bisa lebih efektif  hasilnya dalam arahan dan naungan para ulama amilin dan muhlisin, ulama waratsatul anbiya. 


Pengurus rantinglah yang  bisa _gendeli_  pilar dunia yang 4 yaitu ulama, penguasa, orang-orang berharta dan semua kalangan warga biasa. _Gendeli_ untuk menggapai tujuan bersama yang mulia,  _li i'laai kalimaatillah_ , meluhurkan agama demi mendapat ridla Allah Sang Pencipta. Tidak _gendeli_ untuk tujuan sesaat dan untuk kepentingan kelompok maupun golongan. 


Kaki kedua adalalah pengurus mwc. Mereka diharap bisa mengakomodir, memvasilitasi, menstimulisasi dan mensinergikan geliat, gerakan, aktifitas dan semangat pengurus ranting serta warganya.

(bersambung)



0 Comments:

Posting Komentar