Dari, Oleh, Untuk MWCNU RENGEL

Wikipedia

Hasil penelusuran

Language Choice

غينا غينكم غينهم

Senin, 22 Februari 2021

Namiimah Merupakan Perusak, Penghancur dan Pelenyap Solidaritas Ummatul ISLAAM

🌻 *SPIRIT SHUBUH ( 19022021 )*🌻

*Namimah : Perusak Solidaritas Umat*

✍️ Ada sebuah hadits Dari Ibnu Abbas, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, menceritakan bahwa  ketika Rasulullah SAW melewati sebuah kebun di Madinah atau Mekkah

Beliau mendengar suara dua orang yang sedang menangis karena disiksa dalam kuburnya. Nabi bersabda, "Keduanya sedang disiksa  karena masalah yang sulit untuk mereka tinggalkan". Kemudian beliau kembali bersabda, "Mereka tidaklah disiksa karena dosa yang mereka anggap dosa besar. Orang yang pertama tidak menjaga diri dari percikan air kencingnya sendiri. Sedangkan orang kedua suka melakukan namimah". (HR. Bukhari).🌿

👉 Berkata Imam Nawawi men-syarah hadits di atas, "Para ulama menjelaskan namimah adalah menyampaikan perkataan seseorang kepada orang lain dengan tujuan merusak hubungan di antara mereka". Jadi,  Namimah adalah adu domba atau provokasi. Namimah bisa berbentuk ucapan, bisa pula dalam bentuk perbuatan. Segala bentuk ucapan yang menjurus agar seseorang membenci atau menyakiti orang lain, termasuk namimah.
Namimah bisa berakibat rusaknya hubungan atau persaudaraan sesama muslim. Akan ada benih kebencian dan dendam pada diri seseorang bila ia termakan namimah orang lain. Dampak lebih jauhnya, perselisihan semakin meruncing. Bukan hanya kerusakan diri, bisa jadi kerusakan materi pula bila terjadi perkelahian atau kontak fisik. 🌺

✍️ Suatu saat Imam Syafi’i didatangi seseorang yang menyampaikan kepadanya bahwa sesungguhnya si fulan dalam suatu pertemuan telah mengatakan begini dan begitu tentang engkau wahai Imam. Lalu Imam Syafii mendatangi orang yang menceritakan sang imam itu dalam  majlis. Apa yang dilakukan oleh Iman Syafi’i ? Ia menyampaikan terima kasih kepada si fulan. Orang yang melaporkan ke Imam Syafii itu merasa heran dan bertanya-tanya kenapa justru dia mendatanginya. Imam Syafii mengatakan “saya telah menyampaikan terima kasih kepadanya karena sesungguhnya ia telah melimpahkan kebaikannya ke dalam timbangan kebaikanku tanpa saya harus berbuat kebaikan dan kejelekan saya telah dilimpahkan kepadanya”. Itulah salah satu resiko yang harus ditanggung, jika kita suka menceritakan aib orang kepada orang lain. Menurut sejumlah ulama bahwa ketika seseorang menggunjing, mengadu domba dan memutarbalikkan fakta maka itu adalah wujud dari lemahnya keimanan orang tersebut. Dalam Islam perbuatan tersebut dinamakan sebagai Namimah. 🍁

👉 Namimah adalah perbuatan yang diharamkan dalam agama dengan berbagai dalil dari Al Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW antara lain sebagai berikut:

قال رسول الله صلي الله عليه وسلم  ” لا يَدْخُلُ الجَنَّةَ نَمَّامٌ ” رواه البخاري ومسلم.

Artinya; Tidak akan masuk surga orang-orang yang suka mengadu domba (namimah).

قال تعالى : وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَهِينٍ . هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ (سورة القلم:) 10،11

Artinya; Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, Yang suka mencaci, lagi yang suka menyebarkan fitnah hasutan (untuk memecah belahkan orang ramai) 🎋

✍️ Seorang muslim sejatinya menjunjung tinggi prilaku yang terpuji, baik dari segi tingkah laku maupun komunikasi dengan orang lain. Dan pada waktu yang sama menghindari perilaku negatif seperti menggunjing dan mengadu domba karena hal yang demikian itu sangat berbahaya terhadap kehidupan seseorang. Akibatnya bisa merusak hubungan persaudaraan antara satu dengan yang lain, merusak kerukunan hidup seseorang, dan menimbulkan kondisi masyarakat yang tidak kondusif, dan yang lebih parah lagi dapat mengakibatkan pembunuhan atau konflik antara sesama.

Wallahu A'lam🙏

Sumber Primer :

???


Sumber Sekunder :

WA Group Warga NU Rengel oleh Kiyai Suwandikin.  

0 Comments:

Posting Komentar