Dari, Oleh, Untuk MWCNU RENGEL

Wikipedia

Hasil penelusuran

Language Choice

غينا غينكم غينهم

Selasa, 01 Desember 2020

KH. Miftachul Akhyar Menjadi Ketua MUI Yang Baru Periode 2020-2025

 [27/11 10.50] +62 852-5...-9...: *Selamat dan Sukses*  atas terpilihnya *KH. Miftachul Ahyar dan Dr. Amirsyah Tambunan* sebagai *Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal MUI Pusat* serta *Prof.Dr.KH Ma'ruf Amin sebagai Ketua Dewan Pertimbangan MUI 2020 - 2025*  beserta jajarannya.

Semoga  dapat  menjalankan tugas dan amanah  dengan baik dalam rangka meneguhkan peran dan  fungsi MUI sebagai *Khodimul Ummah* dan *Shodiqul Hukumah*....untuk kemaslahatan Umat , bangsa dan negara ......Aamiin yaa Rabb


*Dewan Pimpinan MUI*


1. Ketua Umum: KH. Miftahul Akhyar;


2. Wakil Ketua Umum: Dr. Anwar Abbas, MM, M.Pd;


3. Wakil Ketua Umum: KH. Marsyudi Syuhud;


4. Wakil Ketua Umum: Drs. H Basri Barmanda, MBA;


5. Ketua: KH Masduki Baidlowi;


6. Ketua: Dr. H Yusnar Yusuf Rangkuti;


7. Ketua: Prof. Dr. H Noor Achmad;


8. Ketua: KH Abdullah Jaidi;


9. Ketua: KH Afifuddin Muhajir;


10. Ketua: Dr. KH. Sodikun;


11. Ketua: Dr. H Lukman Hakim;


12. Ketua: Drs. KH Sholahuddin Alaiyubi;


13. Ketua: Prof. Amany Lubis;


14. Ketua: KH. Khalil Nafis;


15. Ketua: Prof. Dr. Jeje Zainuddin;


16. Ketua: Dr. Asrorun Niam Sholeh;


17. Ketua: Dr. Sudarnoto;


18. Ketua: Prof. Utang;


Sekretaris Jenderal: Dr. Amirsyah Tambunan;


1. Wasekjen: Dr. Fahrur Rozi;


2. Wasekjen: Abdul Ghani;


3. Wasekjen: Habib Ali Hasan Bahar;


4. Wasekjen: Rofiqul Umam Ahmad;


5. Wasekjen: Azrul Tanjung;


6. Wasekjen: Asrori S Karul;


7. Wasekjen: Ikhsan Abdullah;


8. Wasekjen: Arif Fakhrudin;


9. Wasekjen: M Ziyad;


10. Wasekjen: Isfah Abdul Azis;


11. Wasekjen: Dr. Badriyah Fayumi;


12. Wasekjen: Dr. H. Pasni Rusli;


13. Wasekjen: Dr. Abdul Ghofar Rozin;


14. Wasekjen: Prof. Dr. Valina Singka;


Bendahara Umum: Misbahul Ulum;


Bendahara: Dr. H Eman Suryaman;


Bendahara: Dr. Rahmat Hidayat;


Bendahara: Trisna Ningsih Juliani;


Bendahara: Jojo Sutisna;


Bendahara: Erni Yuliana;


*Dewan Pertimbangan*


1. Ketua Dewan Pertimbangan: Prof. Dr. KH Ma'ruf Amin;


2. Wakil Ketua: Prof. Syafiq A Mughni;


3. Wakil Ketua: KH Zainut Tauhid Sa'adi;


4. Wakil Ketua: Prof. Dr. Hamdan Zulfa;


5. Wakil Ketua: Prof. Dr. Didin Hafiduddin;


6. Wakil Ketua: KH Anwar Iskandar;


7. Wakil Ketua: Habib Zen Umar bin Smith;


8. Wakil Ketua: Prof. Dr. H. Jimmly Asshiddiqy;


9. Wakil Ketua: KH Sadli Karim;


10. Wakil Ketua: KH Masdar Farid Masudi;


11. Wakil Ketua: KH Abun Bunyamin;


12. Wakil Ketua: Dr. H. Ahmad Heryawan Lc, M.SI;


13. Wakil Ketua: Prof. Dr. H Masykuri Abdillah;


14. Wakil Ketua: KH. Muhyidin Djunaidi, MA;


Sekretaris: Prof. Dr. Dadang Kahmad;


1. Wakil Sekretaris: KH. Zulfa Mustofa;


2. Wakil Sekretaris: Prof. Mukhtar Latif;


3. Wakil Sekretaris: Prof. Maman Abdurrahman;

[27/11 12.50] Asyrofi: *Mengenal* *Rais* *Aam* *PBNU* *KH* *Miftachul* *Akhyar* (Ketua Umum MUI Terpilih 2020-2025)


KH Miftachul Akhyar tentu saja bukan nama baru di kalangan NU. Terutama Nahdliyin dan kalangan pesantren Jawa Timur. Ia lahir dari tradisi dan melakukan pengabdian di NU sejak usia muda. Tak heran kemudian hari ini mengemban puncak kepemimpinan NU, sebagai Penjabat Rais Aam.


Kiai Miftah adalah Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya. Ia adalah putra Pengasuh Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq Rangkah KH Abdul Ghoni. Ia lahir tahun 1953, anak kesembilan dari 13 bersaudara.


Di NU ia pernah menjabat sebagai Rais Syuriyah PCNU Surabaya 2000-2005, Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur 2007-2013, 2013-2018 dan Wakil Rais Aam PBNU 2015-2020 yang selanjutnya didaulat sebagai Pj.


Menurut catatan PW LTNNU Jatim Ahmad Karomi, genealogi keilmuan KH Miftachul Akhyar tidak diragukan lagi. Ia tercatat pernah nyantri di Pondok Pesantren Tambak Beras, Pondok Pesantren Sidogiri (Jawa Timur), Pondok Pesantren Lasem Jawa Tengah, dan mengikuti Majelis Ta'lim Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Makki Al- Maliki di Malang, tepatnya ketika Sayyid Muhammad masih mengajar di Indonesia.


Masih menurut Karomi, penguasaan ilmu agama KH Miftachul Akhyar ini membuat kagum Syekh Masduki Lasem sehingga ia diambil menantu oleh kiai yang terhitung sebagai mutakharrijin (alumnus) istimewa di Pondok Pesantren Tremas.


Kemudian KH Miftachul Akhyar mendirikan Pondok Miftachus Sunnah di Kedung Tarukan mulai dari nol. Awalnya ia hanya berniat mendiami rumah sang kakek, tetapi setelah melihat fenomena pentingnya "nilai religius" di tengah masyarakat setempat, maka mulailah beliau membuka pengajian.


Apa sebab?


“Konon, kampung Kedung Tarukan terkenal sejak lama menjadi daerah yang tidak ramah pada dakwah para ulama. Namun berkat akhlak dan ketinggian ilmu yang dimiliki KH Miftachul Akhyar, beliau berhasil mengubah kesan negatif itu sehingga kampung yang "gelap" menjadi "terang dan sejuk" seperti saat ini dalam waktu yang relatif singkat,” tulis Karomi.


Kesederhanaan KH. Miftachul Akhyar, menurut Karomi, yang terekam dengan jelas adalah bentuk penghormatan terhadap tamu. Kiai Miftah tidak segan-segan menuangkan wedang dan menyajikan cemilan kepada tamunya. “Akhlak ini beliau dapat dari ayahandanya, KH Abdul Ghoni,” lanjut Karomi.


Karomi mengutip penuturan Gus Tajul Mafakhir, bahwa ayah KH Miftachul Akhyar merupakan karib KH M. Usman al-Ishaqi Sawahpulo saat sama-sama nyantri kepada Kiai Romli di Rejoso, Jombang. Terlebih lagi saat sang ayah nyantri kepada Kiai Dahlan Ahyad Kebondalem sang pendiri MIAI dan Taswirul Afkar. “Tepatlah kiranya pepatah mengatakan: "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya".


KH Abd Ghoni dalam pandangan Abah Thoyib Krian merupakan salah satu kiai ampuh yang ditutupi oleh keindahan akhlak. Acapkali KH Abd Ghoni mengadukkan wedang, menyuguhkan dan mempersilahkan kepada tamunya. Nah, "lelaku sae" inilah yang oleh KH Miftachul Akhyar tetap dilestarikan,” tulis Karomi.


sumber: www.nu.or.id


selamat atas terpilihnya sang guru, semoga MUI di bawah kepemimpinan beliau, Majelis Ulama menampakkan wajah moderatnya.

0 Comments:

Posting Komentar