[Senin, 5/4 23.40] +62 823-...3-.. 6: TERUNGKAP, SALAH SATU SANTRI KH HASYIM ASY'ARI DI
PONOROGO USIA 102 TAHUN PART 1
Sanad merupakan salah satu pilar terpenting dalam
tradisi keberagamaan di kalangan Ahlussunnah Wal Jama’ah An-Nahdliyah. Baik
sanad keilmuan maupun sanad perjuangan. Berkaitan dengan sanad tersebut, kini
warga nahdliyin di Ponorogo patut bersyukur. Bahwa ternyata, di Ponorogo
terdapat seseorang yang terhubung langsung dengan Hadratusy Syaikh KH Hasyim
Asy’ari. Beliau adalah salah satu mantan Laskar Hizbullah yang bisa dijadikan
rujukan untuk menyambungkan sanad perjuangan. Namanya Mbah Syukri, warga Desa
Carangrejo, Kecamatan Sampung. Usianya sudah 102 tahun. Sebagaimana santri Mbah
Hasyim lainnya yang selalu menyembunyikan identitasnya, begitu pula Mbah Syukri.
Tak satupun warga NU Ponorogo yang mengetahui siapa sebenarnya beliau, kecuali
anak-anaknya. Rahasia itu baru tersingkap setelah KH Abdul Mun’im DZ didampingi
Dr. KH. Adnan Anwar berkunjung ke rumah Mbah Syukri. Keduanya adalah Instruktur
Nasional Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (Inas PKP-NU). “Atas nama
Pengurus Cabang dan sekaligus Koordinator IW (Instruktur Wilayah, Red) Ponorogo,
kami sangat bersyukur oleh Allah dipertemukan dengan mutiara terpendam yang
selama ini kita tidak tahu. Dan ironisnya, yang menemukan malah beliau-beliau
yang dari Jakarta (Kyai Mun’im dan Kyai Anwar, Red),” ungkap Sekretaris PCNU
Ponorogo, Dr. H. Luthfi Hadi Aminuddin. Rombongan Kyai Mun’im dan Kyai Adnan
didampingi IW Ponorogo meluncur ke rumah Mbah Syukri, Senin (29/3) lalu.
Berbekal informasi dari Kyai Mun’im bahwa beliau tinggal di Desa Carangrejo,
rombongan langsung meluncur ke lokasi. Sepanjang perjalanan, para IW Ponorogo
sibuk mengontak tokoh NU setempat untuk menemukan rumah Mbah Syukri. Pasalnya,
rombongan tersebut tidak ada yang tahu lokasi tepatnya di mana. Beruntung,
kesigapan para tokoh NU setempat berhasil menemukan rumah Mbah Syukri.
Sesampainya di tujuan, disambut sosok laki-laki tua yang masih fasih berbicara.
Setelah dipersilakan masuk, perbincangan pun dimulai. Awalnya, para tamu sempat
ragu-ragu soal kebenaran informasi bahwa Mbah Syukri adalah santri sekaligus
mantan Laskar Hizbullah. “Butuh proses untuk memecah kode agar beliau bersedia
membuka diri,” ungkap Kyai Adnan. Sikap menyembunyikan identitas ini sama persis
dengan santri Mbah Hasyim lainnya. Nyai Suryani misalnya, yang baru saja
meninggal 23 Maret 2021 lalu. Santri Mbah Hasyim berusia 102 tahun itu menyamar
sebagai dukun bayi dan tinggal di daerah terpencil di Rumbia, Lampung Tengah.
Padahal, beliau punya peran besar di masa perjuangan. Beliau pernah ditugasi
Mbah Hasyim mengisi bambu runcing dan penjalin dengan mantra sebagai senjata
Laskar Hizbullah. Sikap yang sama juga ditunjukkan Mbah Rusmani yang tutup usia
pada 11 Maret 2021 lalu. Usianya diperkirakan 105 tahun. Belau juga masih punya
daya ingat yang tajam serta fasih berbicara. Hanya saja, ada ‘kode’ untuk bisa
membuka jati dirinya. Sebagaimana dialami Lege, salah seorang IW Ponorogo.
Ketika ditanya, beliau mengaku bukan santri Mbah Hasyim. Hanya sekedar lewat
saja di Ponpes Tebuireng. Ternyata, ada kode rahasia untuk bisa berdialog dengan
beliau. “Saya dikasih tahu sama IW dari Madiun, katanya suruh hidyah fatihah
dulu, trus dilanjut dzikir dalam hati sambil ngobrol. Dan ternyata benar. Begitu
saya lakukan, beliau baru mau bercerita. IW dari Madiun itu kalau sowan malah
bagi-bagi tugas. Mereka sowan bertiga. Yang satu bagian berdialog, satu lagi
bagian merekam, dan satu lagi ditugasi khusus untuk berdzikir,” ungkap Lege.
Mbah Syukri (kanan) sedang nyuwu’ tongkat yang disodorkan KH Abdul Mun’im DZ
(kiri) Mbah Syukri pun baru mau bercerita banyak ketika Kyai Mun’im menyodorkan
tongkat untuk disuwuk. Begitu disodori tongkat, Mbah Syukri langsung memegang
tongkat itu dan diberi japa mantra dengan do’a-do’a yang cukup panjang. Padahal
sebelumnya, Mbah Syukri mengatakan hanya punya dungo slamet. Beliau bahkan
mengaku sebagai abangan. Di akhir pertemuan, Kyai Mun’im memberikan jasket (jas
semi jaket, Red) Wahyu Tumurun yang menjadi ciri khas Kader Penggerak NU.
“Tolong diramut. Segera tindaklanjuti dengan eksplorasi lebih dalam lagi.
Seperti yang beliau ceritakan, coba gali lagi informasi tentang Kyai Wahid
Hasyim,” pesan Kyai Mun’im kepada para kader NU di Ponorogo. Luthfi menambahkan,
PCNU Ponorogo akan menindaklanjuti temuan ini. “Kemarin beliau baru menjelaskan
seputar sanad perjuangannya saja, hubungan antara prajurit dengan komandannya di
bawah payung Laskar Hizbullah. Nanti coba kita perdalam lagi dari sisi sanad
keilmuannya,” kata Luthfi. SARUNG ANTI PELURU MBAH HASYIM PART 2 Meski awalnya
menutup-nutupi, tapi akhirnya Mbah Syukri bersedia menuturkan kisah-kisah
perjuangan yang dialaminya bersama Laskar Hizbullah di bawah komando Hadratusy
Syaikh KH Hasyim Asy’ari. Terutama saat berjuang melawan Pasukan Sekutu, Belanda
dan Jepang menjelang kemerdekaan. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Mbah
Syukri adalah santri sekaligus mantan pejuang Laskar Hizbullah yang tinggal di
Desa Carangrejo, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo. Kini usianya
diperkirakan sudah mencapai 102 tahun. Senin (29/3) lalu,Tim Instruktur Wilayah
(IW) dari PCNU Ponorogo mendampingi Koordinator Instruktur Nasional (Inas) KH.
Abdul Mun’im DZ dan KH Adnan Anwar mengunjungi rumahnya. Kepada rombongan Mbah
Syukri menuturkan, perjumpaan dengan Mbah Hasyim berawal dari rekruitmen Laskar
Hizbullah di Ponorogo. Ia mendaftarkan diri bersama dengan beberapa rekannya.
Seperti Mbah Kayubi, Mbah Walidu, Mbah Sadimun serta beberapa rekan lainnya.
Dari Ponorogo, pasukan diberangkatkan ke Surabaya dan sebagian disebar ke
Sidoarjo. “Mbah Hasyim riyin niku keliling. Muteri anak buahe terus. Ati-ati,
kudu waspodo lho yo. Ojo lengah. Ngoten dawuhe Mbah Hasyim teng anak buahe (Mbah
Hasyim dulu itu keliling. Mengecek anak buahnya terus. Hati-hati, harus waspada
lho ya. Jangan sampai lengah. Begitu perintah Mbah Hasyim kepada pasukannya,
Red),” kenang Mbah Syukri. Mbah Hasyim, kata Mbah Syukri, keliling dengan
mengendarai jeep terbuka. Ditemani seorang sopir dan satu orang ajudannya, Mbah
Hasyim mempimpin langsung di setiap pertempuran. Pernah ada kejadian di
Surabaya, Mbah Hasyim yang sedang di atas mobil jeep diberondong pasukan
Belanda. Mbah Hasyim membentangkan sarungnya. Tiba-tiba, sarung itu berubah jadi
tameng layaknya perisai baja yang anti peluru. “Pelurune niku gepeng-gepeng
kelet teng sarunge. Lho niki sanes dongeng, wong kulo ngertos piyambak
(Pelurunya itu gepeng menempel di sarungnya. Ini bukan dongeng, karena saya tahu
sendiri, Red),” tutur Mbah Syukri. Kisah lainnya yang diingat Mbah Syukri adalah
tertinggalnya 1600 pasukan Jepang di daerah Porong. Pasukan itu bersembunyi di
suatu tempat sejenis bunker,.Tak ada satupun warga yang tahu. Keberadaan mereka
baru terbongkar saat koki pasukan itu kehabisan bahan makanan dan berbelanja ke
pasar. Melihat banyaknya bahan yang dibeli, ada yang curiga. Dan setelah didesak
akhirnya mengaku bahwa bahan itu untuk mencukupi kebutuhan pasukan Jepang yang
jumlahnya 1600 orang. Pengakuan ini membuat warga gempar sekaligus gelisah. Tak
satupun warga yang berani mendekat. Bahkan pejabat setempat pun tidak tahu harus
bagaimana. Sampailah informasi ini ke Bupati Sidoarjo. Sama dengan lainnya,
Bupati Sidoarjo pun merasa kebingungan. Salah seorang pejuang Laskar Hizbullah
memberikan saran. “Nek kulo gampil. Niki sing saged ngatasi namung Mbah Hasyim
(Kalau saya gampang. Yang bisa menyelesaikan masalah ini hanya Mbah Hasyim,
Red),” kata Mbah Syukri menirukan saran rekannya untuk Bupati Sidoarjo.
Akhirnya, Bupati Sidoarjo mengirim utusan untuk sowan ke Mbah Hasyim di
Tebuireng. Setelah mendapat laporan, Mbah Hasyim langsung meluncur ke Sidoarjo
menemui Laskar Hizbullah. Mbah Hasyim mengajak pasukannya untuk mujahadah
membaca wirid sembari berdo’a dari jam 11 siang hingga jam 11 malam. Ajaibnya,
pasukan Jepang yang bersembunyi di bunker itu satu persatu keluar dari
persembunyian karena diserang jutaan semut angkrang. Para pejuang Laskar
Hizbullah langsung memanfaatkan momentum itu untuk menangkap pasukan Jepang
tanpa perlawanan. Bahkan tanpa pertumpahan darah setetespun. Kyai Mun’im
mengatakan, kesaksian dari para santri dan pejuang Laskar Hizbullah diharapkan
bisa meluruskan sejarah yang ada. Pasalnya, selama ini sosok Mbah Hasyim
dikisahkan sebagai seorang kyai pesantren yang hanya mengeluarkan fatwa.
“Padahal menurut kesaksian para santri yang berhasil kita temui, tidak begitu.
Mbah Hasyim itu betul-betul seorang jendral lapangan yang sangat ahli dalam
pertempuran. Beliau turun langsung,” tegasnya. Hal senada juga ditegaskan Kyai
Adnan. Bahkan, Mbah Hasyim juga membaca tanda-tanda alam ketika merumuskan
strategi perang. “Dipelajari betul itu sama Mbah Hasyim. Bukan hanya paham
strategi, tapi juga mampu membaca tanda-tanda alam. Perang Surabaya misalnya,
itu pakai strategi perang Majapahit. Makanya orang yang paling tahu siapa
pembunuh Mallaby, ya Mbah Hasyim. Ada semua itu bukti-bukti yang menunjukkan
bahwa beliau betul-betul ahli strategi perang,” ungkap Kyai Adnan. Mbah Syukri
membenarkan pandangan-pandangan tersebut. Beliau bahkan dengan lugas mengatakan,
“Seandainya tidak ada Mbah Hasyim, mungkin kemerdekaan Indonesia itu masih lama.
Bisa merdeka, tapi lama,” katanya. Mbah Syukri mengakhiri perbincangan dengan
sebuah kalimat pendek yang cukup layak menjadi bahan renungan bagi generasi
sekarang. “Kami-kami ini yang berjuang mati-matian. Dan sekarang kalian semua
yang menikmati. Bisa makan enak, naik mobil, jalan-jalan,” sindir Mbah Syukri
sembari tertawa terkekeh. Mbah Syukri adalah salah seorang pejuang Laskar
Hizbullah yang menolak didaftarkan sebagai veteran perang. Dia meyakini bahwa
perjuangan itu ada ‘upah’nya sendiri kelak di kehidupan berikutnya.
Sumber : NU
Online Ponorogo
Rutinan Komen :
[Supriyadi]:
🙏🙏🙏
[6/4 00.13] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ 21:
*💥فيأي ألاء ربكما تكذبان
؟!⭐* *💥فيأي ألاء ربكما تكذبان ؟!⭐* *💥فيأي ألاء ربكما تكذبان ؟!⭐* *💥سبحان
الله و الحمد لله ولا إله إلا الله و الله أكبر ، لا حول ولا قوة الا بالله العلي
العظيم ، أللهم صل وسلم وبارك على سيدنا ومولانا محمد عبدك ورسولك النبي الامي وعلى
اله وصحبه وذرياته وكل من تبعهم باحسان الى يوم الصراط المستقيم⭐
* Kita yang ada
saat ini gak ada apa-apanya dibandingkan beliau, teman2 beliau, para guru/kiyai
beliau. Kita saat ini memang benar2 hanya menikmati hasil perjuangan,
pengorbanan dan dedikasi mereka.
Kita yang ada saat ini sering terjebak dg
keegoannya, hawa nafsunya :
1. Merasa sudah yg paling top markotop, paling
hebring sakdunyo kerat.
2. Merasa yg paling berjasa.
3. Merasa yg paling
terdepan.
4. Merasa yg paling berguna/bermanfa'ah.
5. Merasa sebagai orang2 yg
luar biasa dg status sosial yg tinggi sehingga ngomong sak ngomong sakkepenake
dewe, angkuh, acuh dan orang lain harus menghormatinya setinggi2nya dan orang2
lain ditempatkan yg serendah2nya.
6. Diajak komunikasi di group WA saja atau
Japri Ada yg *Pasang Harga* setinggi langit, gak perduli, cuek, gak mbadhaki,
gak ngreken, gak penting, gak ngrespon, mlete, mentheng kelek, kemlaki dg jurus
mautnya, "Ellu kagak tahu yaaa ?! Aku iki Wong penting top markotop ! Ellu kagak
Selevel dg GUE !!!".
*💥نعوذ بالله من ذلك ⭐ !* *💥نعوذ بالله من ذلك ⭐ !*
*💥نعوذ بالله من ذلك ⭐ !* *💥حسبنا الله ونعم الوكيل⭐* *💥حسبنا الله ونعم
الوكيل⭐* *💥حسبنا الله ونعم الوكيل⭐*
*💥أللهم إنا نعوذبك من العجز والكسل و
الجبن و البخل و قهر الرجال و غلبة الدين ، و نعوذبك من عذاب القبر و من عذاب النار
، و من شر فتنة المحيا و الممات و من شر من فتنة المسيح الدجال ، يا مقلب القلوب
ثبت قلوبنا على دينك ... !⭐*
*أمين أمين أمين اللهم امين 🧘♂️😭🙏
☝️🇲🇨🕋❤️💥⭐* [6/4
00.18] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ 21:
Itu menangis apa meringis kesakitan atau
terlalu gembira siiih ... ?
[6/4 00.20] Supriadi Shofwan Thoyyib Yai Tapang:
Santri hadrotussyeh Hasyim Asy'ari saja seperti itu.....🙏🙏🙏🙏
[6/4 00.20]
SUHU PSPB RONGGOLAWEZ 21:
*💥ألله أكبر⭐* *أمين أمين أمين يا رب العالمين يا مجيب
السائلين 🧘♂️😭🙏☝️🇲🇨🕋❤️💥⭐*
[6/4 00.22] +62 823-...3-...6: Njih mbah...kito
niki dereng berjasa nopo2 nembe menikmati Hasil Perjuangan beliau2....🙏🙏🙏😭
[6/4 00.23] +62 823-...3-...6: Njih kekalihe master of suhu🙏🙏🙏💪
[6/4 00.24]
SUHU PSPB RONGGOLAWEZ 21:
Ooo mekaten ngggiiih ... Menawi INGSUN inggih tumut
sami persis pleeek ketepleeekkk ... 💥✅⭐
[6/4 00.26] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ 21:
*SUHU* sanes suhu 🧘♂️😭🙏💥⭐
[6/4 00.27] +62 823-...3-...6: Tyang biyen Para
tokoh2 kiyai pejuang NU niku terose Bpk, roto2 njih tirakate Betah Melek. . .
Benten kalih sakniki. ... Kuat poso tapi gak kuat melek. Leee. Niku sindiran bpk
kulo marang ingsung. Kulo isin neg tasih sonten kog sampun tilem nglekor🙏🙏🙏 .
Matur swun bpk mugi panjenengan tahsah sehat lahir bathin. Aaamiiin
[6/4 00.28]
SUHU PSPB RONGGOLAWEZ 21:
Kita ini sering terjebak ke 💥👇⭐ : *Durung Dadi
Wong, Lha Kok Koyok Wong !? Wong Kok Ngono ?! Ngono Kok Wong ?!*
[6/4 00.29] +62
823-...3-...6: Lerees niki. Sarujuk. Keranten wong wongane kog ngono...ngono kog
wonge..piye tho...😇😇😇.🤣🤣🤣🙏
[6/4 00.30] Supriadi Shofwan Thoyyib Yai
Tapang: *MBOH GAK ROH*
[6/4 00.30] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ 21: Kuat poso tapi gak
kuat melek ? Lha wong pakek daliil 💥👇⭐ : *Turune Wong Poso Iku 'Ibaadah Lhooo
... !*
[6/4 00.31] +62 823-...3-...6: *Klaras Bunthele Theleks*....
....artinya....seger waras betah melek...🙏💪
[6/4 00.31] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ
21: *GAK ROH MBOH*
[6/4 00.32] +62 823-...3-...6: Gak roh Mbah🤣🤣🤭
[6/4 00.34]
SUHU PSPB RONGGOLAWEZ 21:
💥🦕⭐ *MBAH GAK ROH* ⭐
🦖💥 [6/4 00.36] Supriadi
Shofwan Thoyyib Yai Tapang: *ROH MBOH GAK*
[6/4 00.38] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ 21:
💥🐈⭐ *MBOH MBOH* ⭐🐀💥 Si Tom & Si Jerry ngellu ...
[6/4 00.44] SUHU PSPB
RONGGOLAWEZ 21: Kopi plus ☕🥥🍆🌶️🦎🐣🐥
[6/4 00.44] +62 823-...3-...6: Gulone
pundhi....?
[6/4 00.47] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ 21: Pahitan menyehatkan 💥✅⭐
0 Comments:
Posting Komentar