Dari, Oleh, Untuk MWCNU RENGEL

Wikipedia

Hasil penelusuran

Language Choice

غينا غينكم غينهم

Minggu, 10 Januari 2021

Catatan Pilkada 2020

 Coretan Penaku Kemarin, Dua Teman SMA Yang Menjadi Kontestan Pilbup

Oleh : Ahmad Damanhuri

Hari ini genap  satu bulan perhelatan pilkada serentak 9 Desember 2020. Dalam kontestasi pilkada pasti ada yang kalah dan ada yang menang. Ada dua kandidat calon bupati di Jawa Timur yang dulu pernah menjadi teman sekelas saya di salah satu SMA di Tuban. Pertama H. Ipong Muchlissoni, petahana Bupati Ponorogo dan kedua H.Yuhronur Efendi yang maju di pilbup Lamongan. 


{Karena lama gak pernah bertemu, hanya 2 foto lama yang saya posting, pertama foto bareng Pak Yes dalam acara MUI di Lamongan, Sabtu 19 Oktober 2019 dan foto kedua bersama Pak Ipong serta teman-teman Smatu Tuban angkatan '85 ketika menghadiri resepsi pernikahan putri Pak Yes hampir empat tahun silam, tepatnya Minggu 30 April 2017 di Lamongan(H. Ipong nampak di baris belakang)}


Di tahun 1982, banyak teman seangkatan SMP Mu'allimin Tuban diterima lewat seleksi ujian tulis di SMA Favorit, SMAN 1 Tuban atau SMA Sleko, termasuk saya. Tahun itu Smatu hanya  mengambil 5 kelas yang harus diperebutkan oleh lulusan SLTP dari seluruh kecamatan di Tuban. Bahkan banyak pula calon siswa dari luar kabupaten, seperti Lamongan dan Bojonegoro.  Saya masuk di kelas I-5. Ada 48 anak di kelas itu, satu kelas dengan Ipong Muchlissoni. Ipong berasal dari Lamongan,  anaknya tinggi langsing dengan suara besar agak serak, terpilih sebagai ketua kelas. Duduk di deretan belakang sebangku dengan siswa dari Batak, namanya Lulu Paima Halomoang Manulang (nama yang unik, sehingga masih saya ingat, meski sudah lupa orangnya 🙏). Kala itu penjurusan kelas dilakukan pada waktu permulaan semester 2. Ada dua jurusan, IPA dan IPS. Ipong memilih jurusan IPS, sementara saya di IPA-3. Kabarnya setelah naik kelas 2, dia pindah sekolah di Surabaya. 


Selanjutnya saya tak tahu kabar berita tentang dirinya. Baru di tahun 2010, pas saya menonton TV, ada iklan kampanye di salah satu stasiun TV Nasional, cawali Samarinda muncul, namanya H. Ipong Muchlissoni (rangkaian nama yang juga jarang dipakai orang) wajahnya dan suaranya kembali saya kenali, penasaran, saya segera browsing  internet, tak salah lagi, itu adalah Ipong teman SMA. 


Dalam Pilwali Samarinda 2010 itu Ipong menggandeng Eddy Kurniawan, belum berhasil, hanya menjadi runner up, kalah dari pasangan Syaharie Jaang- Nusyirwan Ismail.


Di tahun 2013 terdengar berita lagi, Ipong mencoba peruntungan di medan yang lebih besar. Maju sebagai cawagup Kaltim, berpasangan dengan Imdaad Hamid (cagup) berhadapan dengan petahana Awang Faroek Ishak - Mukmin Faisyal dan pasangan Farid Wadjdy-Aji Sofyan Alex pada gelaran pilihan gubernur tahun itu. Maju lewat jalur perorangan, lagi-lagi pasangan Imdaad-Ipong hanya mampu meraih suara terbanyak kedua.


Di tahun 2015, Ipong yang semakin terlihat sebagai petarung sejati, pulang kandang ke Ponorogo, di kampung halaman kakeknya, Usman Subandi, tokoh Ansor dan NU di kota warok itu. "Pulung" bupati ahirnya jatuh juga di pangkuannya. Pasangan Ipong- Soedjarno mengungguli Sugiri Sancoko- Sukirno dan  pasangan petahana H.Amin-Agus Widodo serta balon independen Misranto-Isnen Supriyono.


Namun pada pilbup  Ponorogo 2020 kemarin, bintang keberuntungan menjauh lagi, pasangan sang petahana,  Ipong Muchlissoni-Bambang Tri Wahono kali ini harus mengakui keunggulan rival lama,  pasangan Sugiri Sancoko- Lisdyarita.


Sedangkan Yuhronur Efendi, yang berasal dari Lamongan juga,  cukup lama bersama dalam satu kelas. Sejak kelas 1 semester dua, sama-sama di IPA-3 (exactig dan siswa-siswinya diinisial  boexactig-bocah eksak tiga. Dua kelas lainnya boexactu dan boexacda)   sejak Januari 1983 sampai lulus tahun 1985. Setelah lama malang melintang dalam jajaran birokrasi di pemkab Lamongan dengan jabatan terahir sebagai Sekkab Lamongan, Pak Yes menggandeng Abdul Rouf (Yes-Bro) maju dan memenangi kontestasi atas calon independen Suhandoyo-Astiti Suwarni dan paslon Kartika Hidayati-Saim(Karsa)


Hari ini, telah saatnya kita lupakan kalah dan menang. Yang kalah dituntut untuk bersabar serta kembali berjuang dan yang menang akan menghadapi ujian dari Allah swt yang besar dalam mengemban amanah, apalagi di tengah pandemi covid-19.


Marilah semua berlapang dada, serta ikhlas menerima kekalahan maupun kemenangan. Tetaplah sejuk walau di tempat yang panas. Tetaplah manis walau harus menelan kepahitan. Bagi yang menang tetaplah merasa kecil walaupun telah menjadi besar.


Dan, inilah saatnya yang menang untuk membuktikan apakah  bisa dipercaya atau tidak, atau hanya menjual janji-janji palsu kepada rakyat sejak masa kampanye. Harapan rakyat sangat besar kepada sang kampiun. Peganglah amanah itu baik-baik, jangan sampai rakyat yang telah mempercayai  justru  dikecewakan, karena sungguh kekecewaan rakyat itu harus dibayar mahal nantinya.


Banjararum, 9 Januari 2021

 




 [10/1 09.00] +62 852-...5-...8: 👍👍

[10/1 09.02] SUYANTO KD KANOR: Yessss....

[10/1 09.08] +62 812-...3-...6: Luar biasa Kyai 👍

[ألشيخ دمنهوري] :

Tasek emut Mas Imron? kulo sekeluarga jenengan anter mobil sedan, diundang pak Yes reuni sma teng wbl tahun 2010.

Enjeh Kyai,,tesek emut Kyai,,,

Kepanggih Mas Arif putranipin Pak Latif+Bu As ( prambon wetan)👍

0 Comments:

Posting Komentar