Dari, Oleh, Untuk MWCNU RENGEL

Wikipedia

Hasil penelusuran

Language Choice

غينا غينكم غينهم

Jumat, 30 Juli 2021

Kiyai Saiful Hudaa Muzdoffaar Al Maibitii Ath Thoolibii Tokoh Kelahiran Maibit-Rengel Yang Berkiprah Di Luar

[Kamis, 29/7 18.49] الشيخ دمنهوری: *Mengenang Tokoh Kelahiran Rengel Yang Berkiprah Di Luar*


*K. Saiful Huda Mudhoffar*

(Wafat Jum'at, 28 Juni 2019, sehabis mengikuti pembukaan PKPNU Kabupaten Tuban Ke-21 Segmen Khusus Alumni  Langitan Di Ponpes Langitan Pada Tanggal 28-30 Juni 2019)


Oleh: Luthfi Anshori


Ust. Saiful Huda Mudhoffar merupakan sosok yang banyak dikagumi, bukan hanya oleh para santri, melainkan juga banyak alumni Pondok Pesantren Langitan. Kiprahnya dalam berkhidmah seringkali menginspirasi banyak orang. Oleh karena itu, wafatnya beliau pada Jumat (28/6/2019) lalu tentu memunculkan kesedihan yang mendalam. 


[Bermula dari Mimpi] 


Dilahirkan di Desa Maibit Kecamatan Rengel, Tuban, 05 Oktober 1973 silam, Saiful Huda kecil tumbuh menjadi seorang pemuda yang cerdas. Dalam masa-masa sekolah mulai dari MI hingga MTs, Saiful Huda remaja selalu mendapatkan prestasi. Hal ini sebagaimana dikatakan sang adik Ust. Maftuhin Mudhoffar saat kami temui di kediamannya di Merakurak, Tuban.


“Dia termasuk rangking di kelasnya, termasuk anak yang berprestasi dari MI hingga MTs.” Kisahnya.


Hal itu ternyata sesuai dengan mimpi sang ayah. Saat Ust. Saiful Huda masih dalam kandungan, sang ayah bermimpi melihat tumpahan air dalam sebuah jeding.


“Ayah itu kalau ibu sedang hamil, beliau selalu riyadlah malam. Waktu hamilnya kak Saiful itu, beliau bermimpi. Saya diceritakan, ‘Aku ndisek pas kak Saiful nok weteng diimpeni jeding sampe amber-amber, insyaAllah mben kakakmu yo bakal dadi wong sing dibutuhno wong akeh, diambil manfaatnya.’ (Aku dulu pas Saiful dalam kandungan bermimpi kolam air yang tumpah, insyaAllah besok kakamu akan menjadi orang yang dibutuhkan orang banyak, diambil manfaatnya).” Kenang Ust. Maftuhin.


Karena terlahir dalam lingkungan keluarga yang agamis, selepas lulus MTs, Saiful Huda remaja pun melanjutkan jenjang pendidikannya ke pondok pesantren. Begitu pula sang kakak, dan ketiga adiknya. Dalam istikharahnya, sang ayah pun memilih Pondok Pesantren Langitan sebagai pelabuhan ilmu untuk sang anak tercinta. 


[Khidmah dan Organisasi]


Saat menjadi santri di Pondok Pesantren Langitan, Saiful Huda remaja benar-benar menjadi orang yang bermanfaat seperti yang diimpikan oleh sang ayahanda. Di Pondok Pesantren Langitan, beliau berkhidmah dan dipercaya dalam berbagai lini. Mulai dari menjadi Rais Khash Ribath As-Syafii pada tahun 1991-1992, menjadi Ketua Muballighin Amm pada tahun 1995-1996, menjadi Wakil Rais Amm Pon. Pes. Langitan pada tahun 2001-2004, menjadi Asatidz Madrasah Al-Falahiyah dan Al-Mujibiyah hingga menjadi Pimred Majalah Kakilangit (sekarang Majalah Langitan).


Bahkan, menurut sang adik, keuletan khidmah dan kemampuan me-manage organisasi adalah salah satu ciri khas Ust. Saiful Huda Mudhaffar. Banyak gagasan beliau yang menjadi pemicu suksesnya berbagai organisasi yang pernah beliau bina. Salah satunya adalah keorganisasian madrasah sang adik sendiri.

“Badan ini (sambil menunjuk ke madrasah Ust. Maftuhin) berdiri juga dari motivasi beliau. Minta izin kiai juga sowannya sama kakak. Soalnya cara me-manage beliau kan ahlinya, sebab dari awal sudah di organisasi.” Ucap Ust. Maftuhin.


[Permintaan Syaikhina]


Bertahun-tahun menuntut ilmu di Pondok Pesantren Langitan tak lantas menjadikan Ust. Saiful Huda berpuas diri. Namun meski demikian, beliau juga harus mulai memikirkan masa depan seiring umurnya yang semakin matang. Apalagi, di rumah, beliau mempunyai lembaga pendidikan yang harus segera diurus, ditambah sang ayah yang berharap segera mendapatkan penerus. Akhirnya, dengan berat hati, Ust. Saiful Huda berpamitan dan meminta izin untuk menikah kepada Syaikhina KH. Abdullah Faqih. Namun, bukannya mengizinkan, sang guru malah melarang beliau untuk pulang dan menyuruhnya untuk membantu mengajar di Pondok Pesantren Langitan.


“Yo, aku setuju awakmu nikah. Tapi, ojo omah Rengel, ojo omah Gresik. Sampeyan kudu ngewangi aku nok kene. (Ya, aku setuju kamu nikah. Tapi jangan tinggal di Rengel, jangan juga di Gresik. Bantuk aku disini).” Dawuh KH. Abdullah Faqih saat itu, sebagaimana diceritakan Ust. Saiful Huda kepada sang adik Ust. Maftuhin Mudhoffar.


Akhirnya, meski berat, atas dasar kecintaan dan ketaatan beliau kepada Syaikhina, beliau bersedia menerima permintaan itu. Atas instruksi Syaikhina, beliau juga ditempatkan di salah satu rumah milik Syaikhina. 


Sejak saat itu, Ust. Saiful Huda berkeluarga. Beliau dikaruniai dua orang anak, satu putra dan satu putri. Namun, meskipun sudah berkeluarga, sebagaimana instruksi Syaikhina, beliau masih menyempatkan diri untuk mengajar di Pondok Pesantren Langitan. Bahkan, tidak hanya mengajar, selepas menikah beliau juga berkhidmah di berbagai instansi, diantaranya: Menjadi Ketua III Kesan (Keluarga Santri dan Alumni Pondok Pesantren Langitan), Ketua MWC NU Kec. Widang, Dosen STITMA Tuban, bahkan melalui instruksi dari Syaikhina, pada 2009-2014, beliau pernah menjadi DPRD Kabupaten Tuban dengan partai PKNU.


Namun, meski pernah menjadi DPRD, beliau tidak lantas haus jabatan dan melanjutkan ke tingkat selanjutnya di provinsi hingga nasional. Karena bagi beliau, jabatan yang diperoleh semata-mata hanya sebagai wujud ketaatan kepada Syaikhina KH. Abdullah Faqih. Di masa-masa berikutnya beliau justru lebih memilih kembali mengajar para santri.


“Dadi DPR iku ora penak, wes enak tani karo ngulang ngaji.” Ujar beliau kepada sang adik Ust. Maftuhin.


[Sosok yang Dermawan, Tegas dan Penyayang]


Banyak sifat Ust. Saiful Huda yang mengenang, namun di antara semua itu, bagi sang adik Ust. Maftuhin Mudhoffar, yang paling menonjol darinya adalah sifat kedermawanannya. Ust. Saiful Huda sangat dermawan kepada setiap orang, terutama kepada adik-adiknya. 


“Dia dermawan, apalagi sama adik-adiknya. Kalau adiknya butuh apa-apa, dikasih. Bahkan walaupun belum minta, sudah dikasih. Beliau luar biasa sama adik-adiknya.” Ujar Ust. Maftuhin.


Bahkan, cerita Ust. Maftuhin, misalkan ada salah satu adiknya yang meminjam uang, sang kakak dengan sukarela memberikannya dan tidak meminta uang itu dikembalikan.


Selain itu, bagi sang adik, beliau juga merupakan sosok yang bertanggung jawab. Terutama setelah kepergian kedua orangtua. Sebagai anak laki-laki tertua, adik-adiknya menganggap Ust. Saiful Huda seperti orangtua sendiri.


“Kak Saiful, menurut saya seperti orangtua sendiri. Kak Saiful itu luar biasa tanggung jawabnya dalam mendampingi adik-adiknya.” Jelas Ust. Maftuhin.


Lain adik, lain lagi putra. Ust. Saiful menurut putranya, Abdul Qodir adalah sosok yang tegas. Beliau tak segan menyalahkan setiap hal jika memang itu keliru. Meski begitu, menurut Mas Odi (panggilan putra sulung Ust. Saiful Huda) beliau tak pernah main tangan. Dalam artian, beliau tegas mengingatkan tapi tak pernah bersikap terlalu kasar hingga memukul. 


Selain itu, menurut Mas Odi, sang ayah juga merupakan sosok yang penyayang, terutama terhadap keluarga. Meski berbagai rutinitas yang beliau lakukan dalam kesehariannya, pada malam hari, beliau selalu menyempatkan waktu untuk berkumpul bersama keluarga.


[Sang Pena Langit]


Ada satu lagi keistimewaan beliau yang jarang diketahui oleh banyak orang. Beliau adalah sosok yang gemar membaca. Kegemaran beliau membaca buku dan kitab diungkapkan oleh sang adik. Bahkan menurut sang adik, setiap pulang ke rumah, saat masih mondok di Pesantren Langitan, beliau selalu membawa buku bacaan. Kebiasaan itu beliau pertahankan hingga akhir hayat. Mas Odi, putra sulung Ust. Saiful Huda sendiri yang menjadi saksi. Dalam waktu senggang, beliau selalu menyempatkan diri untuk membaca. 


Kegemaran membaca itu membuat beliau juga gemar menulis. Tulisan beliau mendapat banyak respon positif dari publik, sehingga beliau diangkat menjadi kru Majalah Kakilangit. Dalam perjalanannya berkhidmah di Majalah Kakilangit, beliau pun kemudian dipercaya menjadi Pimpinan Redaksi. Kepercayaan ini beliau jalani semaksimal mungkin. Hingga akhirnya, dibawah kepemimpinan beliau, Majalah Kakilangit berhasil menembus pasar nasional dan menjadi majalah yang dikenal di hampir seluruh penjuru Nusantara.


Oleh karena itu, tak berlebihan rasanya jika beliau dipanggil sebagai Sang Pena Langit, seorang yang totalitas mengenalkan Pondok Pesantren Langitan melalui tulisannya. 


[Akhir Kisah yang Istimewa]


Setelah semua yang beliau jalani, kisah perjalanan hidupnya ditutup oleh Allah dengan akhir yang indah. Beliau wafat di hari yang istimewa, dalam momen yang istimewa, dan dimakamkan di tempat yang istimewa pula. Beliau wafat pada hari Jum’at (28/6/2019) lalu, dalam momen berkhidmah kepada Nahdlatul Ulama dan pondok tercinta, tepatnya beberapa jam setelah mengisi acara PKP NU yang diadakan KESAN di Pondok Pesantren Langitan. Saat itu, beliau menjadi ketua panitianya. Selepas wafat, beliau juga dishalati oleh masyayikh, ribuan santri Langitan, juga masyarakat sekitar Widang. Bahkan kemudian dimakamkan di sekitar Pesarean Masyayikh Pondok Pesantren Langitan. 


Ada momen getir sebelum beliau meninggal. Sebenarnya sebelumnya acara PKP NU dimulai, beliau sudah memiliki penyakit asam lambung yang sempat beliau lemah berhari-hari. Namun saat acara itu tiba, beliau memaksakan diri untuk tetap ikut dengan alasan amanah dan totalitas khidmah. Hingga akhirnya Allah mengambil nyawanya beberapa jam setelah itu.


Selamat jalan guru, akhlak, ketegasan, kedermawanan serta kasih sayangmu akan selalu kami kenang selamanya.


*Tulisan ini pernah dimuat dalam Majalah Langitan edisi 87

** Foto Ust. Saiful Huda, masih sempat memberi sambutan dalam pembukaan PKPNU sebelum sholat Jum'at di Ponpes Langitan 28 Juni 2019.

[29/7 19.21] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ 21: *💥ألله أكبر⭐*


*💥إنا لله وإنا إليه راجعون⭐*


🔽


*كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ (سورة أل عمران : ١٨٥)* 


⬇️


*Beliau termasuk orang pilihan ALLOOH SWT  ... Tidak semua Santri bisa mendapatkan karunia luar biasa dari ALLOOH SWT Yb seperti itu  ...*💥✅⭐


Semoga muncul Jagoan2 Baru,  Pendekar2 Baru Sekaliber Beliau Dari Barisan NU  ... 


⬇️


Semoga ALLOOH SWT memberikan anugerah yg (terbaik & terindah) buat :


1. Beliau Sendiri, 


2. Isteri & Anak Cucunya, 


3. Keluarga Besarnya, dan


4. Keluarga Besar PP. Langitan dan Seluruh PP NKRI Barisan NU,


5. Keluarga Besar NU NKRI, 


6. Siapa Saja dan Apa Saja yg (dicintainya, dikasihsayanginya) hanya karena ALLOOH SWT dan NABIIYULLOOH ROSUULULLOOH MUHAMMAD S'AW.


⬇️


*💥ألفاتحة ٣ x⭐*


*أمين أمين أمين يا رب العالمين 🧘‍♂️😭🙏☝️👍✋🕋🇲🇨❤️💥⭐*

[30/7 00.35] ~Mu...: K.saeful huda mubarrok  alm. Mugi2 pinaringan husnul khotimah ,mugi sedoyo amal ibadah lan perjuangan agami dipun tampi dining alloh lan di ampuni sedoyo dosa dosane ,mugi2 pinaringan rahmat,dipun paringi jembar lan padang kuburannipun amin amin amin 🤲🤲🤲🙏

[30/7 01.33] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ 21: *أمين أمين أمين اللهم أمين 🧘‍♂️😭☝️🇲🇨🕋❤️💥⭐*

[30/7 01.58] ~Mu...: 👍

[30/7 02.10] Tinik IBATHM: Aamin yrb

[30/7 03.47] +62 853-...2-...1: Aamiin YRA🤲

0 Comments:

Posting Komentar