Dari, Oleh, Untuk MWCNU RENGEL

Wikipedia

Hasil penelusuran

Language Choice

غينا غينكم غينهم

Sabtu, 13 Juli 2019

Kisah Gus Dur Cium Tangan Kiyai Muwaffiq Saat Masih Muda

GUS MUWAFFIQ

KETIKA Gus Dur masih menjadi Ketua Umum PBNU, KH. Hasyim Asy'ari menemui dalam sebuah mimpi untuk membentuk sebuah badan khusus warga NU agar bisa berperan aktif dalam arena politik praktis.
Lahirnya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) era Gus Dur adalah atas perintah ini.

Sebelum membentuk partai tersebut, Mbah Hasyim memerintahkan Gus Dur agar menemukan kiai bernama "KH. Ahmad Muwaffiq". PKB tidak akan kuat berdiri tanpa nama tersebut. Lama Gus Dur mencari-cari nama tersebut di Yogyakarta.

Gus Dur bertanya kepada para kiai NU yang ada di Yogyakarta waktu itu, dan semua menjawab tidak mengenal nama tersebut.

"Tidak ada nama kiai di Jogja bernama Ahmad Muwaffiq, Gus," kata para kiai.

"Ada, pasti ada. Mbah Hasyim yang bilang kok," jawab Gus Dur.

Terang saja mereka tidak akan menemukan sosok kiai seperti nama yang dicari Gus Dur. Nama yang kini populer dengan sebutan Gus Muwaffiq, saat itu masih menjadi aktivis mahasiswa, yang biasa bercelana jins komprang suwek-suwek, berambut gondrong dan sangat suka berkegiatan seni musik di kampus.

"Siapa itu?" Tanya Gus Dur kepada Agus Winarto (alm) saat mengisi sebuah acara seminar di kampus IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, suatu kali.

"Muwaffiq".

"Lengkapnya siapa?" Tanya Gus Dur lagi.

"Ahmad Muwaffiq," jawab Agus, ketua panitia acara seminar.

"Oh, ini dia yang saya cari".

Usai seminar, bergegas Gus Dur mendatangi Ahmad Muwaffiq muda yang terlihat sedang sibuk membantu panitia acara. Dan tanpa dinyana, Gus Dur mencium tangannya. Saat itulah, Gus Dur meminta Ahmad Muwaffiq muda untuk berangkat ke Jakarta, dengan sebuah tiket yang sudah disediakan.

Di Jakarta, Ahmad Muwaffiq muda diminta Gus Dur agar ziarah ke Makam Syaikh Isma'il di Malaka, Malaysia, dan tirakat beberapa saat sebagaimana perintah Mbah Hasyim Asy'ari. Kata Gus Dur, hanya keturunan Syaikh Isma'il saja yang memiliki frekuensi tinggi bisa membuka "kunci tanah Jawa".

Melalui Ahmad Muwaffiq muda itulah Gus Dur ingin membuka "kunci tanah Jawa" agar direstui niat membentuk partai. Ahmad Muwaffiq muda disebut-sebut sebagai pembukanya (wasilah) atas terbukanya "kunci" tersebut, agar berhasil menjalankan dawuh Mbah Hasyim.

Syaikh Isma'il ini dikenal para ulama'-auliya' sebagai peletak "pathok" Nusantara sehingga proses islamisasi berjalan lancar, seperti tampak hasilnya sekarang ini. Tiga bulan lamanya Ahmad Muwaffiq muda tirakat di makam simbahnya tersebut, di Malaka. Sulitnya Syaikh Isma'il ditemui membuat tirakat semakin lama.

Setelah dari Malaka, Ahmad Muwaffiq muda diperintah Gus Dur untuk keliling silaturrahim ke beberapa kiai, utamanya di Jawa Timur, untuk meyakinkan agar mau membentuk kepengurusan partai yang baru terbentuk: PKB.

Pengalaman Ahmad Muwaffiq muda menjadi aktivis di PMII digunakan semaksimal mungkin sehingga berhasil mendorong terbentuknya PKB sebagai aspiran politik partai kiai dan warga NU, dan sempat menggaet massa yang lumayan banyak hingga mengantarkan Gus Dur menjadi seorang presiden di Republik Indonesia.

Gus Muwaffiq kemudian diangkat Gus Dur menjadi syuriah PKB Provinsi Yogyakarta dengan Ketua Partainya, Agus Winarto, sahabat kampus Gus Muwaffiq di IAIN Yogyakarta. Saat Gus Dur menjadi presiden pun, Gus Muwaffiq masih nempel sebagai penderek yang sering menemani Gus Dur sebagai pendekar.

Tahun 2006, Ahmad Muwaffiq mendapatkan perintah khusus dari Gus Dur agar menggantikan beliau muter-muter ke desa, menjadi penceramah, sebagaimana Gus Dur dulu juga melakukannya. Bakat ceramah Gus Muwaffiq sudah ada sejak kuliah. Ia biasa ceramah dalam acara-acara KKN yang digelar mahasiswa dan sering mengisi PKD di PMII.

Kini, nama yang dulu dicari Gus Dur saat bertemu Mbah Hasyim di mimpi, kala itu, sudah dikenal publik dengan sebutan Gus Muwaffiq, dengan nama lengkap, KH. Ahmad Muwaffiq. Banyak santri Yakarim (santri desa) yang setia mendengerakan ceramah Gus Muwaffiq.

#NahdlatulUlama
#KaromahWali

Sumber:
https://www.badriologi.com/ 

0 Comments:

Posting Komentar