Hartabuta :
Kamis, 6-10-2022.
Deskripsi :
Bermula dari share artikel Dunia Kiyai Wilayah Bojonegoro dari Kiyai Damanhuurii, Banjararum-Rengel-Tuban pada hari Senin, 22-8-2022. SUHU berjanji akan komentari di waktu lain karena masih sibuk banyak urusan yang harus tuntas dulu baik urusan sekolahan maupun keluarga.
Setelah hampir sebulan, barulah bisa berkomentar seperlunya.
Ujung-ujungnya bilamana dikomentari hingga seluruh Generasi di atasnya tentu akan menjadi panjang, lebar, dalam, tinggi dan tebal tulisannya.
Ujung-ujungnya masuk Generasi Wali Songo Al 'Azdomah Choon, Al Basyaiban, Al Husainii (Versi1, Versi 2-Wikipedia, Versi 3) dan Trah Raja Ratu Nusantara yang saling terkait Gen Kekerabatannya yang diawali dengan Kerajaan Kutai dengan Raja Pertamanya Prabu Kudhdhungga (Kudhdhunga) Kalimantan Timur, lalu Dzurriyyahnya menyebar menjadi Raja, Ratu, Adipati, dan Patih, dan Tumenggung, Demang di Seluruh Pelosok Nusantara misalnya : Kerajaan Pasundan Pulau Jawa (Salokonegoro, Galuh, Pasundan, Sriwijoyo Dinasti Syailendra, Kalingga Ratu Shimo (Shima), Hindhu Mataram Dinasti Sanjoyo, Medangkamulan Dinasti Isyana, Kahuripan Airlangga, Bone, Kahuripan Mapanji Garasakan hingga memunculkan Kerajaan Pajajaran Prabu Kuda Lalean Trandeman hingga Prabu Siliwangi Pamungkas (Kakek Kandung Sunan Cirebon Syariif Hidayaatullooh termasuk Para Tokoh Kadipaten Tuban dan Kabupaten Tuban dengan Tokoh Abadi Legendaris Adipati Raden Aryo Adhikoro Ronggolawe yang dzurriyyahnya kelak bertemu dengan Banii Al 'Azdomah Choon (Al Azmatkhan) Al Husainii, Banii Basyaiban Al Husainii, Panjalu Doho Kediri, Singosari, Mojopahit, Demak Bintoro, Mataram ISLAAM dan Pecahannya, dan hingga Para Tokoh NKRI baik Presiden, dan Wakil Presiden, dan Menteri dan di Luar itu).
Yang jelas, dan dzurriyyah mereka saling menikah meski sebagian Para Leluhurnya :
Saling (Gasak, Gesek, Gosok).
Saling (Sikut, Sikat, Sakiti, Rendahkan, Hinakan).
Saling (Kemplang, Kemplong, Kampleng).
Saling (Taklukkan, dan Hancurkan, Musnahkan dan Bunuh dalam Peperangan serta Menjajah).
Nuswantoro Era Kerajaan berganti nama menjadi Nusantara Era Kerajaan dan Kesultanan, lalu berganti nama menjadi Republik NKRI Pancasila sejak 17-8-1945, Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa.
Barulah pada 18-9-1965 SUHU muncul di Dunia ini.
Artikel Yang Dikirim :
[22/8 15.26] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21:
Syekh Syihabuddin Al Fadangi atau Mbah Syihabuddin Padangan merupakan ulama yang menurunkan sejumlah aulia penyebar islam di wilayah Bojonegoro, Gresik, hingga Tuban pada abad 19.Syekh Syihabuddin Padangan adalah salah satu episentrum transmisi intelektual islam pada paruh akhir abad 18 (1750-1800). Beliau punya peran dalam terciptanya ekuilibrium (keseimbangan) persebaran islam pada abad 19 dan 20 di wilayah Bojonegoro, Tuban, hingga Gresik.
Nama Syekh Alhajj Syihabuddin cukup populer pada abad 18 hingga 19. Terbukti, ulama penyebar islam yang berdakwah di sebagian wilayah Bojonegoro, Tuban, dan Gresik pada abad 19 dan 20, mayoritas berafiliasi secara genealogis pada Syekh Syihabuddin. Syekh Sulaiman Kurdi Makkah (1904-1952), ulama Hijaz asal Bojonegoro yang menjadi pengajar di Makkah pada abad 20, misalnya, menulis bahwa masa kecilnya terdidik dalam keluarga Syihabuddin yang terkenal akan kesalehannya.
Kisah ini tercantum dalam kitab al-Jawahir al-Hisan fi Tarajum al-Fudhala karya Syekh Zakariya Billah. Keluarga Syihabuddin yang dimaksud Syekh Sulaiman Kurdi, tak lain adalah keluarga Syihabuddin Alfadangi.Secara genealogi keluarga, Syekh Sulaiman Kurdi adalah cicit (keturunan ke-3) dari Syekh Syihabuddin Padangan. Ini alasan beliau menyebut dengan bangga Keluarga Syihabuddin sebagai bagian dari pendidikan masa kecil yang cukup mempengaruhinya.
Manuskrip Padangan dan Manuskrip Jojogan juga menunjukan secara jelas, nama Syekh Syihabuddin selalu muncul sebagai bagian dari rantai transmisi genealogis para aulia Bojonegoro, Tuban, dan Gresik pada abad 19 dan 20. Untuk diketahui, ada sejumlah nama Syihabuddin yang berdakwah di Jipang Padangan pada paruh akhir abad ke-18 (1750-1800). Diantaranya Syekh Syihabuddin Alfadangi dan Mbah Syihabuddin Totokromo (putra Hamengku Buwono III, adik Pangeran Diponegoro dari ibu berbeda). Keduanya hidup di Jipang Padangan dalam periode yang hampir bersamaan.
Untuk manakib Mbah Syihabuddin Totokromo, semoga bisa kami bahas di lain kesempatan. Tulisan ini hanya membahas manakib Syekh Syihabuddin Alfadangi. Sosok yang menurunkan banyak penyebar islam di Bojonegoro, Tuban, hingga Gresik pada abad 19.
Nasab dan Sanad Syekh Syihabuddin
Syekh Syihabuddin Alfadangi bernama asli Syihabuddin (c.1770-1860). Nasabnya: Syihabuddin bin Istad bin Juraij bin Anom bin Syekh Abdul Jabbar (dari istri Nyai Moyokerti Padangan/putri Syekh Sabil Padangan). Syekh Syihabuddin adalah keturunan ke-4 dari Syekh Abdul Jabbar Nglirip, sekaligus keturunan ke-5 dari Syekh Sabil Kuncen. Syekh Syihabuddin lahir di Kecamatan Bancar, Tuban.
Syekh Syihabuddin adalah ulama Hamilul Quran. Sejak kecil dididik ayahnya, Syekh Istad Bancar. Beliau juga pernah belajar di Makkah pada para ulama Hijaz di zamannya. Sepasca dari Makkah, beliau ngaji tabarukan ke Tlatah Padangan, kepada Syekh Abdurrohman Alfadangi (Mbah Abdurrohman Klothok), yang tak lain adalah saudaranya sendiri.
Syekh Syihabuddin adalah keponakan Syekh Abdurrohman Klothok. Ayah Syekh Abdurrohman Klothok (bernama Syekh Syahiddin), adalah adik kandung dari kakek Syekh Syihabuddin (bernama Syekh Juraij).
Nasab Syekh Abdurrohman dan Syekh Syihabuddin beririsan: Abdurrohman bin Syahiddin bin Anom bin Abdul Jabbar Nglirip Tuban/Syihabuddin bin Istad bin Juraij bin Anom bin Abdul Jabbar.
Syekh Syihabuddin bermulazamah pada Syekh Abdurrohman Klothok cukup lama. Bahkan, Syekh Syihabuddin akhirnya dinikahkan dengan adik kandung dari Syekh Abdurrohman Klothok yang bernama Nyai Betet.
Hubungan genealogis kembali disimpul. Syekh Syihabuddin menjadi adik ipar dari Syekh Abdurrohman Klothok. Kelak, Syekh Abdurrohman meminta adik ipar beserta istrinya itu, untuk berdakwah di Desa Betet Kecamatan Kasiman.
Syekh Syihabuddin beserta istrinya mendirikan Pondok Pesantren di Desa Betet Kasiman (sisi utara sungai Bengawan Solo Padangan). Posisinya berada di sebelah utara Ponpes Klothok (sisi selatan Bengawan Solo Kuncen Padangan).
Kelak, Syekh Syihabuddin dikenal sebagai ulama Sohibul Wilayah utara bengawan Padangan, sementara Syekh Abdurrohman Klothok dikenal sebagai ulama Sohibul Wilayah sisi selatan bengawan Padangan. Syekh Syihabuddin wafat dan dimakamkan di makbaroh Mbasangan, Kuncen, Padangan. Makam beliau terletak di samping bawah pohon besar. Pohon tersebut, dulunya dijadikan tanda keberadaan makam beliau.
Genealogi Bani Syihabuddin
Syekh Syihabuddin beserta istrinya mendirikan musala dan mengelola pondok pesantren di Desa Betet Kasiman. Berkat pondok pesantren tersebut, beliau juga dikenal dengan nama Kiai Syihabuddin Betet. Dari pernikahannya, beliau dikaruniai 7 keturunan. 5 putra dan 2 putri.
Manuskrip Padangan dan Manuskrip Jojogan mencatat nama putra-putri Syekh Syihabuddin sebagai berikut: Kiai Abdul Latif, Nyai Jono, Kiai Abdullah Padangan, Kiai Tohir Betet, Kiai Murtadho Kuncen, Nyai Wajirah Syamsuddin, dan Kiai Syahid Kembangan.
Lembaran Manuskrip Padangan yang menunjukan nasab Syekh Syihabuddin Ketujuh putra-putri Syekh Syihabuddin masyhur sebagai para Penggembol Al Quran (Hamilul Quran). Selain dididik Syekh Syihabuddin sendiri, semua keturunan beliau juga dididik secara langsung Syekh Abdurrohman Klothok, yang tak lain adalah paman mereka.
Ketujuh putra-putri Syekh Syihabuddin inilah, yang disebut Syekh Sulaiman Kurdi Makkah sebagai Keluarga Syihabuddin nan masyhur akan kesalehannya. Terbukti. Mayoritas keturunan Syekh Syihabuddin menjadi ulama penyebar islam (aulia) di Bojonegoro, Tuban, dan Gresik pada abad 19 dan 20.
Berikut peta jejaring dzuriyah (keturunan) Syekh Syihabuddin yang kelak dikenal sebagai para aulia penyebar islam di beberapa daerah di Jawa Timur.
Lembaran manuskrip yang menunjukan peta dzuriyah Syekh Syihabuddin sebagai berikut :
Aulia Rengel Tuban
Putri Syekh Syihabuddin yang bernama Nyai Jono, menikah dengan Kiai Muhammad Jono Mayang, Kerek Tuban. Dari pernikahan itu, kelak melahirkan seorang anak lelaki bernama Kiai Madyani Ishaq Rengel Tuban.
Kiai Ishaq Rengel kelak dikenal sebagai ulama waliyyun minauliyaillah yang menyebarkan islam di wilayah Rengel Tuban. Kiai Madyani Ishaq Rengel adalah cucu dari Syekh Syihabuddin.
Aulia Bungah Gresik
Kiai Ishaq Rengel memiliki putra bernama KH Sholeh Tsani (1836-1902). Beliau adalah pengasuh ke-5 pondok pesantren Qomaruddin Sampurnan Bungah Gresik. Beliau dikenal sebagai ulama sohibul wilayah di kawasan Gresik pada pertengahan abad 19 dan awal abad 20. KH Sholeh Tsani adalah cicit Syekh Syihabuddin melalui jalur Kiai Madyani Ishaq Rengel Tuban.
Aulia Singgahan Tuban
Putra Syekh Syihabuddin yang bernama KH Murtadho Kuncen, memiliki beberapa keturunan. Salah satu putri KH Murtadho Kuncen yang bernama Nyai Mu’isyah, kemudian dinikahkan dengan KH Abdul Karim Singgahan Tuban.
Dari pernikahan itu, kelak melahirkan KH Muslich Shoim (1921-1985), muasis Ponpes Tanggir Singgahan Tuban. KH Muslich merupakan ulama yang berdakwah di Singgahan Tuban. KH Muslich Shoim adalah cucu Kiai Murtadho Kuncen, sekaligus cicit dari Syekh Syihabuddin.
Aulia Gayam Bojonegoro
Putra Syekh Syihabuddin yang bernama KH Syahid Kembangan, kelak mendirikan pesantren dan membangun peradaban islam di wilayah Kembangan, Gayam, Bojonegoro. Pengaruhnya mencapai Ngasem dan Malo Bojonegoro.
Kiai Syahid menurunkan banyak keturunan yang tersebar di Gayam, Kalitidu, Malo, dan Padangan. Diantara penerus KH Syahid Kembangan adalah Kiai Nur Khazin Kembangan dan Kiai Sanusi Mbarangan.
Aulia Pethak Bojonegoro
Putri Syekh Syihabuddin yang bernama Nyai Wajirah, menikah dengan Syekh Syamsuddin (dikenal dengan Nyai Syamsuddin). Dari pernikahannya, kelak menurunkan 9 anak: Abdul Muid, Nyai Abdul Qodir, Hasan Munawar, Nyai Suhada, Kiai Yasin Mruwut, Kiai Dakri, Kiai Sahid Cangaan, Kiai Zakaria Rengel, dan Kiai Muntaha (Mbah Ho).
Anak kedua Nyai Syamsuddin yang bernama Nyai Abdul Qodir, menikah dengan KH Abdul Qodir, dan memiliki 11 anak. Diantara yang terkenal, adalah; KH Ahmad Basyir (muasis Ponpes Al Basyiriah Pethak), dan Syekh Sulaiman Kurdi Makkah. KH Ahmad Basyir Pethak dan Syekh Sulaiman Kurdi adalah cicit dari Syekh Syihabuddin Alfadangi.
Aulia Kanor Bojonegoro
Cucu Syekh Syihabuddin yang bernama Kiai Yasin Mruwut, berdakwah dan mendirikan Ponpes di wilayah Mruwut Kanor. Beliau berdakwah dan membangun peradaban islam di Kanor bersama putranya yang bernama KH Zaini Mruwut. Keduanya dikenal sebagai aulia Mruwut Kanor. Kiai Yasin Mruwut adalah cucu Syekh Syihabuddin. Sementara KH Zaini Mruwut adalah cicit Syekh Syihabuddin.
Aulia Ngerong Tuban
Cucu Syekh Syihabuddin yang bernama Kiai Zakaria Rengel, memiliki putra bernama KH Sholeh Ngerong. Mbah Sholeh Ngerong berdakwah di Ngerong Rengel Tuban dan dijuluki sebagai ulama penguasa Ngerong Tuban. KH Sholeh Rengel adalah cicit Syekh Syihabuddin.
Aulia Nganjuk
Dalam beberapa kisah tutur, Kiai Zarkasyi Kuncen juga diambil mantu Syekh Syihabuddin. Kiai Zarkasyi adalah ayah dari KH Mustajab Gedongsari (Waliyulllah Nganjuk). Jika demikian, KH Mustajab adalah cucu dari Syekh Syihabuddin.
Hanya, kami belum menemukan bukti tertulis tentang siapa nama putri Syekh Syihabuddin yang diperistri Kiai Zarkasyi. Sebab, Manuskrip Padangan dan Manuskrip Jojogan hanya menyebut Nyai Jono dan Nyai Syamsuddin sebagai dua putri Syekh Syihabuddin.
Pertemuan Jojogan
KH Muntaha atau Mbah Ho (cucu Syekh Syihabuddin), KH Sholeh Ngerong (cicit Syekh Syihabuddin), dan KH Zaini Mruwut (cicit Syekh Syihabuddin), kelak dikenal sebagai tiga aulia yang membuka Haul Jojogan untuk memperingati wafatnya leluhur mereka, Syekh Abdul Jabbar Jojogan.
Jauh sebelum ada Haul Jojogan, Bani Syihabuddin juga memiliki pertemuan rutin di makbaroh Jojogan. Pertemuan itu membahas berbagai agenda, salah satunya strategi perlawanan terhadap penjajah. Bani Syihabuddin tak hanya dikenal sebagai ulama, tapi juga para pejuang. Pertemuan Jojogan itu, kelak menjadi cikal bakal Haul Jojogan.
Ekuilibrium Persebaran Islam
Keberadaan genealogi Bani Syihabuddin menunjukan betapa Syekh Syihabuddin memang memiliki peran dalam ekuilibrium (keseimbangan) persebaran islam pada abad 19 dan 20 di sebagian wilayah Bojonegoro, Tuban, dan Gresik.
Ekuiblirium persebaran islam bertujuan agar peradaban islam tidak njomplang di satu wilayah saja. Ini alasan dzuriyah beliau tersebar sebagai ulama dan aulia Sohibul Wilayah di berbagai daerah.
(Gus Ipong al Fadangy al Tubany)
🕕📌👣🔰💎
Catatan Komentar SUHU Atas Artikel Bagus Di Atas Yang Dikirimkan Kepada Kiyai Damanhuurii, Banjararum-Rengel-Tuban :
[22/8 15.28] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21:
*💥 السلام عليكم و رحمة الله و بركاته⭐*
Nyuwun Agunging Pangapunten ... Nembe saget komentar 👳♀️😇😭🙏💥⭐
[22/8 15.28] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21:
Ini tulisan pembanding sebagai jawaban SUHU kepada seorang Guru SMAN 1 Tuban yg sedang mencari kebenaran apakahdirinya dan keluarganya masih sebagai Dzurriyyah Syaich 'Abdur Rohmaan Klothok Al Fadangii.
[22/8 15.28] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21:
Itu kiriman Panjenengan 22-7-2022 yg lalu.
[22/8 15.28] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: [10/2 19.29] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21:
Mbah KH. 'Abdur Rohmaan Klotok, Banjarejo- Banjarjo- Padangan-Bojonegoro bin Kiyai Saban binKiyai Pangeran Adiningrat Dandang Kusumo Saabil Minak Anggrung, Rowobayan-Kuncen-Padangan-Bojonegoro-Jawa Timur. Mbakyu Kandung Mbah Kiyai Saban dinikah oleh Mbah Kiyai Pangeran Syihaabuddiin (Pangeran Sambu Lasem II) bin Mbah Kiyai Pangeran 'Abdurr Rohmaan Condrodinegoro Sambu Lasem I.
Adik Kandung Mbah Kiyai Saban yakni *Nyai Moyokerti* dinikahi oleh Mbah KH. Pangeran Moyokerti Sumoyudho 'Abdul Jabbaar, Nglirip-Jojogan-Tuban.
Di kemudian hari, muncullah di antaranya *Ayah dan Bunda SUHU*.
[10/2 20.24] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21:
*Dzurriyyah Kiyai Pangeran Adiningrat Dandang Kusumo Sabiil Minak Anggrung (Kiyai Sabiil), Rowobayan-Kuncen-Padangan-Bojonegoro*
Versi 1.
Beliau Saudara (SUHU pilih sebagai Adik) Kandung dari Kiyai Hajji Pangeran 'Abdur Rohmaan Condrodinegoro Sambu I Lasem-Rembang-Jawa Tengah bin Kiyai Pangeran 'Abdul Haliim Haasyim Benowo bin Sultan Haadiiwijoyo Mas Karebet Joko Tingkir bin Adipati Pengging II Ki Ageng Kebo Kenongo bin Adipati Pengging I Raden Joko Sengoro Kabungsuan Husain/Kusen Andoyoningrat (ada yang menulis Handoyoningrat) Al Basyaiban Al Husainii dengan Isteri BRA. Dewi Pambayun binti Prabu Brawijoyo V Kertabhumi dengan Isteri Permaisuri Puteri Champa yakni Ratu Duworowati binti Raja Churmain, Champa-Kamboja yang kini menjadi wilayah Vietnam.
Sumber antara lain :
Versi 2.
Beliau masih kerabat dekat meski tidak terlalu dekat dari Kiyai Hajji Pangeran 'Abdur Rohmaan Condrodinegoro Sambu I, Lasem-Rembang-Jawa Tengah (menantu Adipati Lasem I dengan Isteri masih dzurriyyah Sultan Haadiiwijoyo Mas Karebet Joko Tingkir).
Sumber :
Artikel yang ditulis oleh Gus Ipong Al Fadangii Al Tubanii di atas.
Jelasnya dalam sebagian Jalur Shilshilah :
Kiyai Pangeran Adiningrat Dandang Kusumo Sabiil Minak Anggrung bin (Prabu Amangkurat III ?) bin Prabu Amangkurat II? bin Prabu Amangkurat I Tegal Arum bin Sultan Agung Hanyokokusumo bin Nyimas Ratu Haadii Banowati binti Kiyai Pangeran 'Abdul Haliim Haasyim Benowo bin Sultan Haadiiwijoyo Mas Karebet Joko Tingkir bin Adipati Pengging II Ki Ageng Kebo Kenongo bin Adipati Pengging I Raden Joko Sengoro Husain/Kusen Andoyoningrat /Muhammad Syariif Kabungsuan Al Basyaiban Al Husainii/Ki Ageng Wuking I dengan Isteri BRA. Dewi Pambayun binti Prabu Brawijoyo V Kertabhumi dengan Isteri Permaisuri Puteri Champa yakni Ratu Duworowati binti Raja Churmain, Champa-Kamboja yang kini menjadi wilayah Vietnam.
Nyimas Ratu Haadii Banowati merupakan Saudara Kandung dari Kiyai Pangeran Condrodinegoro 'Abdur Rohmaan Sambu Lasem I. Entah mana yang lebih tua, tetapi kayaknya lebih tua Ratu Nyimas Haadii Banowati yang menjadi Isteri Permaisuri Prabu Sedo Ing Krapyak Mas Jolang Hanyokrowati bin Prabu Sutowijoyo Senopati Ing Ngalogo Sayyidin Panotogomo (Raja Pertama Kerajaan ISLAAM MATARAM).
Versi I. Raden Sutowijoyo (sebelum menjadi Raja) bin Ki Ageng Pemanahan bin Ki Agng Enis (Henis).
Versi II. Raden Sutowijoyo (sebelum menjadi Raja) bin Sultan Haadiiwijoyo Mas karebet Joko Tingkir) dengan Isteri I Non Ningrat/Bangsawan (konon Tandak Agung/Ronggeng Agung) dan dalam Versi Lain Murni Rakyat Jelata. Karena alasan politik tingkat tinggi, maka dijadikan Anak Angkat dari Ki Ageng Pemanahan yang diperlakukan seperti Putera Kandung. Versi ini bisa benar bisa salah.
Versi III. Ini Versi Jelek dan Semoga Tidak Benar. Konon, masa mudanya Mbah Mas Karebet Joko Tingkir sebelum Adipati Pengging III itu seorang Play Boy dan baru sembuh setelah menjadi Suami dari Ratu Nyimas Cempoko binti Sultan Trenggono bin Sultan Syah Alam Akbar Fattaah (Raden Fattaah/Raden Patah) Kerajaan ISLAAM Demak Bintoro bin Prabu Brawijoyo V Kertabhumi dengan Isteri Selir Kesayangan yang juga Puteri Champa yakni Dewi Anorowati (Dewi Qiyan/Siu Ban Chie Versi Gus Dur) yang berarti masih kerabat dekat Ratu Permaisuri Puteri Champa Dewi Duworowati binti Raja Churmain-Kamboja yang kini menjadi wilayah Vietnam.
Menurut versi tersebut, konon Mbah Mas Karebet Joko Tingkir itu berselingkuh dengan Isteri dari Ki Ageng Pemanahan. Tetapi untuk versi ini, semoga benar-benar tidak benar dan semoga itu hanyalah fitnah keji dari Lawan Politik Beliau di zamaannya.
NA'UUDZU BILLAAHI MIN DZAALIK !!!
⇓⇓⇓⇓⇓⇓⇓
Komen SUHU Berlanjut !!!
Menurut Habib Lutfi Pekalongan dan almarhum Mbah KH. Abdurrohman (salah satu dari mursyid Pesantren Thoriqot Naqsabandiyah Rowobayan), yang dituliskan dalam buku Mbah Menak Anggrung perintis islam pertama di Desa Kuncen, Padangan Bojonegoro, Mbah Sabil mempunyai nama asli Pangeran Adiningrat Dandang Kusuma. Beliau adalah putra dari Benawa (bukan Benowo). Ayah Mbah Sabil mempunyai saudara laki-laki bernama Sumohadi Negoro atau Condrodinegoro yang tak lain adalah ayah dari Mbah Kiai Mutamakkin (Kiyai Cebolek) Kajen, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Beliau adalah seorang ulama pada masa pemerintahan kerajaan Solo, sekitar tahun 1719 sampai 1749, yaitu masa Sunan Amangkurat IV sampai masa pemerintahan Sunan Paku Buana II.
Ayah Mbah Sabil adalah cucu Sunan Amangkurat I atau dikenal sebagai Sunan Tegal Wangi yang dulu oleh Belanda difitnah sebagai pembunuh kyai-kyai di Jawa Tengah. Sunan Tegal Wangi adalah keturunan ke IV dari Ki Ageng Saselo atau Ki Ageng Selo. Ki Ageng Saselo sebenarnya memiliki nama Kiai Ageng Ngabdul Rakhman yang berdiam di Seselo.
Sedangkan keturunan dari Mbah Sabil sendiri, dari data tulisan tangan atau prasasti Mbah Kiai Ahmad Rowobayan, Mbah Sabil mempunyai dua putra dan dua putri. Tetapi untuk data tentang istri Mbah Sabil, belum ditemukan data yang pasti.
⟱⟱⟱⟱⟱⟱⟱
*Modifikasi SUHU*
🔽
*Dzurriyyah Mbah Kiyai Saabil Rowobayan, Kuncen-Padangan-Bojonegoro* :
*1. Kyai Saban* turunkan :
1.1. Kiai 'Abdurrohman Klotok (yang memindahkan Masjid Mbah Saabil).
1.2. Kiai Uju turunkan :
1.2.1. Kiai Ahmad Rowobayan-Kuncen-Padangan-Bojonegoro.
1.3. Nyai Gedong.
1.4.Kiai Wahid.
*2. Nyai Pangeran Syihaabuddiin Digdoningrat Sambu II Lasem-Rembang-Jawa Tengah* + (Pangeran Syihaabuddiin Digdoningrat Sambu II, Lasem-Rembang-Jawa Tengah bin KH. Pangeran 'Abdur Rohmaan Condrodinegoro Sambu I Al Basyaiban Al Husainii, Lasem-Rembang-Jawa Tengah).
Berarti Kiyai Saabil besanan dg Kakak Kandungnya Sendiri. Versi lain Kakak Sepupunya. Versi lainnya lagi, Kiyai Sabiil sebagai cicit dari KH. Pangeran 'Abdur Rohmaan Condrodinegoro Sambu I Al Basyaiban Al Husainii, Lasem-Rembang-Jawa Tengah.
Manuskrip Padangan beda lagi di mana Syaich Sabiil Dandang Kusumo Anggrung itu Putera Kandung dari Pangeran Selarong bin Sultan 'Abdur arohmaan Haadiiwijoyo Joko Tingkir Mas Karebet dan Pangeran Selarong itu Adik Kandung Pangeran 'Abdul Haliim Haasyim Benowo I, akan tetapi SUHU memahaminya tidaklah seperti itu di mana Pangeran Selarong itu Nama Julukan dari Pangeran 'Abdul Haliim Haasyim Benowo I dan dalam kajian SUHU "Pangeran Benowo Itu Hanya 1 Orang Meskipun Saudara Lainnya Ada Tambahan Benowo dan Benowo Itu Nama Tempat".
Pangeran Benowo menjadi Sultan III/Pamungkas Pajang dan tahun 1587 diserahkan kepada Kakak Angkat Kesayangannya yakni Raden Sutowijoyo Senopati Ing Ngalogo Sayyidin Panotogomo Sang Pendiri Kesultanan Mataram (Kedajaan Mataram ISLAAM).
Mana yang benar ? Tidak tahu ...
*3. Nyai Moyo Kerti + (KH. Pangeran Moyokerti Sumoyudho 'Abdul Jabbaar, Nglirip-Jojogan-Tuban*. Beliau sebagai Isteri II. Isteri I wafat atau cerai, belum tahu ...
Berputera 8 :
1). Lelaki.
Belum tahu. Lalu ada nama Mbah Prawiro. Apakah beliau yang tertua ?
Mbah Prawiro Kingking-Makam Agung-Tuban Kota yang memiliki Dzurriyyah antara lain KH. Ahmad Syariif bin KH.'Abdur Rohmaan Kingking-Makam Agung-Tuban Kota, apakah sebagai Anak Sulung ataukah dari Isteri ke III, IV, V, VI, VII, VIII, IX sejujrnya SUHU belum punya datanya.
2). Kiyai Shihah/Shoihah/'Abdus Salaam, Pengasuh PP. Keras-Jombang yg turunkan PP. Tebuireng, PP. Tambakberas, PP. Denanyar Peterongan, PP. Abuu Dzarrin Bojonegoro, dll.
3). Demang Abu Jono, Temayang-Kerek-Tuban.
Punya putera di antaranya Mbah Jono, lalu berputera di antaranya KH.Madyani Ishaaq, Nglaren-Rengel-Tuban-Jawa Timur (menantu KH. Shoolih Bahaarun, Sampurnan-Bungah-Gresik-Jawa Timur) konon Sang Penakluk Siluman Wuling Telogo Beron Episode II di Zaman Penjajahan Belanda.
Lalu punya generasi cicit antara lain :
3.1. KH. 'Abdus Salaam Zakariya, Nglaren-Rengel-Tuban-Jawa Timur,
3.2. Isterinya KH. Rofiiq, Nglaren_Rengel-Tuban-Jawa Timur.
3.3. Kiyai Muslim (Ayah Gus Onny, Karang Tengah-Rengel-Tuban-Jawa Timur).
3.4. Ustaadz Paklik Haasyim Gowang-Nguruan-Soko-Tuban-Jawa Timur.
3.5. Gus Muniif Santren-Nguruan-Soko-Tuban-Jawa Timur.
3.6. Gus Kak Mushthofaa bin KH. Syamsuddiin Maibit-Rengel-Tuban-Jawa Timur (Suami dari Mbakyu Khozana Anggota DPR Jatim Fraksi PKB).
4. Kiyai Penengah, Sekargondo-Pekuwon-Rengel.
Versi 1.
Kiyai Penengah punya anak a.l. :
KH. Muusaa Choothib Tengah/Choothib Anom/Anom/Muusaa Choothib Anom Tengah + (Nyai Shofiyyah binti Kiyai Muhammad bin Kiyai Muhammad Nuur Iimaan bin Nyai Ampluk/Kiyai Sanusi Patih Jepara binti Kiyai Ahmad Sidopati bin KH. 'Abdul 'Azdiim bin KH. Pangeran 'Abdur Rohman Sambu I Lasem-Rembang).
Lalu turunkan a.l.:
4.1. Nyai Lurah + (KH. Mugammad Shoolih Auliyaa" Santren-Rengel bin Nyai Ismaa'iil, Mrayun-Sale-Rembang bin Nyai Dalem, Mrayun-Sale-Rembang binti KH. Pangeran Moyokerti 'Abdur Rohmaan, Nglirip-Jojogan-Tuban).
Manuskrip Padangan menulis punya Anak bernama KH. Ghozalii, Kauman Rengel, padahal Kami Keluarga Besar Rengel memahami dan menulis
"Punya putera KH. Syuhadaa" Kauman-Rengel-Tuban-Jawa Timur, lalu punya putera KH. Syihaabuddiin Kauman-Rengel-Tuban-Jawa Timur".
Lalu turunkan 7 anak yakni :
4.1.1. KH. Ahmad Choozin Pengasuh PP. Langitan III-Widang-Tuban-Jawa Timur (menantu KH. Ahmad Shoolih Pengasuh PP. Langitan II).
Punya cucu kandung bernama antara lain :
4.1.1.1. Nyai Haliimah (Nyai KH. Ahmad Marzuuqii Zaahid) Nyai Pengasuh PP. Langitan V.
4.1.1.2. KH. Dr. Imaam Mawardii Zainii Surabaya (mantan Manager Majalah MPA DEPAG Jawa Timur dan KANDEPAG Kabupaten Gresik).
4.1.1.3. KH. 'Abdulooh Faqiih Pengasuh PP. Langitan V.
4.1.2.KH. Shofwaan, Kingking-Makam Agung-Tuban Kota (menantu dzurriyyah KH. Shommadiyyah, Pengasuh I PP. Ash Shommadiyyah).
Punya Cucu Generasi II di antaranya Ibu Hj. Siti Maulidiyyah (MULIK) Mantan Pengawas MI Kabupaten Tuban.
4.1.3. H. 'Abdur Rohmaan, Kauman-Rengel-Tuban-Jawa Timur.
Punya Cucu Kandung bernama SITI SYAFUROH (Ibunda SUHU), lalu menikah dengan Sang Putera dari Adik Bungsunya/Ragilnya yakni SITI FAATHIMAH AWWAL/UULAA (NYAI KH. SHOOLIHUUUN Pengasuh PP. Beron I) bernama KIYAI MA'MUUR (Ayah SUHU).
4.1.4. Nyai Syuqoisi (Nyai Kiyai Ya;quub-Berek-Sumberjo-Bojonegoro-Jawa Timur).
Punya Cucu Kandung Generasi IV dan sekaligus Cucu Lambung SUHU antara lain : Syaifuddiin, 'Abdul Jalaal, Pekuwon-Rengel-Tuban-Jawa Timur (punya Travel JE JALAAL di Surabaya).
4.1.5. KH. Iskandar, Pambon-Brondong-Lamongan-Jawa Timur.
Punya putera antara lain KH. ZAINII (Adik Sepupu dari Nyai Robii'ah binti KH. Ahmad Choziin, PP. Langitan III yang menjadi Suaminya). Berarti besan dengan Kakak Kandungnya yakni KH. Ahmad Choziin, PP. Langitan III).
4.1.6. Nyai Siti Sumiasih Rahayu (Nyai KH. Joyo Syaahid, Bangilan-Tuban-Jawa Timur).
Di zamaan dahulu beliau menjadi Bunga Desa Kawedan Rengel, banyak yang ingin mempersuntingnya sebagai Isteri.
Lalu mengerucut tinggal 2 (dua) orang yang masih kerabat sendiri yakni KH. Joyo Diharjo (Joyo Syaahid) Bangilan-Tuban-Jawa Timur dan KH. Shiddiiq Jember (sebelum hijroh ke Jember). Pemenangnya KH. Joyo Diharjo (Joyo Syaahid) yang juga masih kerabat dekat dari Mas KH. Choliilur Rohmaan, Jl. Pramuka Tuban (menantu Bude Malikah/Nyai Pakde KH. Murtaji, Kutorejo Gg. I, Tuban Kota-Jawa Timur).
Sekiranya pemenangnya itu KH. Shiddiiq Jember, bisa jadi tidak akan pernah muncul Tokoh Besar :
1. Pakde KH.. 'Abdul Hamiid Auliyaa", Pasuruan-Jawa Timur.
2. Pakde KH. Ahmad 'Alii Maanshuur, Maibit-Rengel-Tuban (Sang Penggubah Sholawaatul Badri/Sholawaatul Harbi) yang menjadi sekaligus Paklik Mindoan SUHU karena beristrikan Bulik Mindoan SUHU.
4.1.7. Siti Faathimah Awwal/Uulaa (Nyai KH. 'Abdullooh Affandi Zainal Ma'aarif Shoolihuuun/ Nyai KH. Shoolihuuun, Pengasuh PP. Beron I).
Ibu I, berputera :
4.1.7.1. Kiyai Zainal 'Aabidiin, Ngerong-Rengel-Tuban-Jawa Timur.
4.1.7.2. Siti Bandiyyah (Nyai Kiyai Mu'thii) Beron-Punggulrejo-Rengel-Jawa Timur.
4.1.7.3.Kiyai Subaaqiir, Pengasuh PP> Beron II dengan Isteri Siti Maknuunah (Adik Kandung dari Nyai KH. Zainii Mruwut-Sembungrejo-Kanor-Bojonegoro).
Dzurriyyah KH. Zainii besan dengan KH. Amin Ma'ruuf (Wakil Presiden NKRI). Bilamana diurutkan shilshilahnya akan saling bertemu dengan KAMI SEMUA termasuk Bapak JOKOWI Presiden NKRI VII.
4.1.7.4. Kiyai Ma'muur, Beron-Punggulrejo-Rengel-Tuban-Jawa Timur.
Hijroh dan wafat di Panjunan-Tasikmadu-Palang-TGuban-Jawa Timur. Beliau Ayah SUHU DSS.
4.1.7.5. Djawaahir Haryono, Pensiunan ASN Keuangan Kabupaten Tuban, Tuban Kota-Jawa Timur.
4.1.7.6. Badrut Tamaam/Badar Sunaryo, Ngino-Semanding-Tuban-Jawa Timur.
Ibu II, Siti Faathimah Tsaanii binti H. 'Abdur Rohmaan (Keponakan Kandung Isteri I), Kauman-Rengel-Tuban-Jawa Timur berputera :
4.1.7.7. Kunti Badii'ah, Beron-Punggulrejo-Rengel-Tuban-Jawa Timur.
4.1.7.8. Drs. H. Abuu Nazaruddiin, Kepala Sekolah Awwal MAN 1 Tuban-Jawa Timur dan Pengawas Aliyah Malang-Tuban, Sengkaling_Malang.
4.1.7.9. KH. Zainur Rohmat, mantan Pengawas SD Kabupaten Malang, Dosen UNMUH, Sumber Pasir-Tumpang-Malang.
4.1.7.10. Siti Juwairiyyah (Isteri dari KH. Choiron 'Imroon, Jatirogo-Tuban-Jawa Timur).
Ibunda SUHU DSS Keponakan Kandung dari Nyai Siti Faathimah Tsaanii.
2). KH. Muhammad Nuur PP. Langitan + Nyai KH. Muhammad Nuur yg dzurriyyah dari Pakde Kandungnya Isteri II dari KH. Pangeran Abdur Rohmaan Sambu I Lasem-Rembang.
3). Kiyai Syihaabuddiin yg turunkan a.l. KH. 'Abdul Kariim yg turunkan a.l. KH. Shooim Musih Pendiri dan Pengasuh I PP. Tanggir.
*4. Kiai Abdurrakhim Kaliwuluh Sambeng, yang diambil menantu putra wayah R. Rohmat atau Sunan Ampel Denta Surabaya.
Bisa jadi Ayah Mertua atau Ibu Mertua atau Ayah Ibu Mertua Adinda Prabu Ahmad Endra Gunawan Guru Bahasa Jawa SMAN 1 Tuban-Jawa Timur merupakan Dzurriyyah Beliau yang sekarang berdomisili di Sambeng-Lamongan-Jawa Timur.
[22/8 15.28] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: [10/2 19.29] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21:
Mbah KH. 'Abdur Rohmaan Klotok, Banjarejo- Banjarjo- Padangan-Bojonegoro bin Kiyai Saban binKiyai Pangeran Adiningrat Dandang Kusumo Saabil, Rowobayan-Kuncen-Padangan-Bojonegoro.
Adik Kandung Mbah Kiyai Saban yakni *Nyai Moyokerti* dinikahi oleh Mbah KH. Pangeran Sumoyudho 'Abdul Jabbaar, Nglirip-Jojogan-Tuban.
Muncullah di kemudian hari antara lain *Ayah Bunda SUHU yang bikin komentar ini*.
[22/8 15.28] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21:
Di wilayah Padangan menurut Versi ini ada Dua (2) nama Syihaabuddiin yakni :
1. Syihaabuddiin Al Fadangii bin Istad bin Juraij bin Anom bin 'Abdul Jabbaar, Nglirip-Jojogan dan2. Syihaabuddiin Totokromo bin Sultan Hamengku buwono III.
Sementara itu, Kiyai Sabiil juga punya menantu bernama Kiyai Syihaabuddiin Sumodigdoningrat (Pangeran Sambu Lasem II) bin Kiyai Pangeran Abdur Rohmaan Sambu Lasem I.
Beliau menikah dg *Anak Sulung Kiyai Sabiil* yg berarti *Mbakyu Ipar* dari *KH. Pangeran Moyokerti Kusumoyudho/ Sumoyudho 'Abdul Jabbaar*, Nglirip-Jojogan-Tuban.
[22/8 15.28] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21:
Monggooo dibaca nanti saja.
Yg penting kirim dulu.
[22/8 15.28] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21:
*Menurut Versi Weblog Pesantren Tanggir :*
Kiyai Shooim Mushlih bin
Kiyai 'Abdul Kariim bin
Kiyai Syihaabuddiin bin
Kiyai Anom bin
Kiyai 'Abdul Jabbaar, Nglirip-Jojogan-Tuban.
Sementara itu di versi kiriman Panjenengan (Versi Padangan), di atas *Kiyai Syihaabuddiin* harus melewati dulu *Istad* dan *Juraij*, lalu baru *Kiyai Anom* dan *Kiyai 'Abdul Jabbaar* (tgl. 22-7-2022).
[22/8 15.28] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21:
Ada Versi, Kiyai Sabiil Adiningrat Dandang Kusumo itu Adik Kandung dari Pangeran Haasyim Abdul Haliim Benowo, tetapi di mayoritas versi, tidak ada nama Kiyai Sabiil Adiningrat Dandang Kusumo.
Adapun KH. Abdul Jabbaar, Nglirip-Jojogan-Tuban banyak versi.
Antara lain :
Versi 1. Beliau Cucu Kandung Pangeran Sambu Lasem I
KH. Abdul Jabbaar bin Syaich Sayyid Ahmad bin Kiyai Pangeran Abdur Rohmaan Sambu Lasem I bin Pangeran Benowo bin Sultan Haadiiwijoyo Mas Karebet Joko Tingkir dg permaisuri Ratu Nyimas Cempoko.
Versi 2. Beliau Anak Kandung Pangeran Sambu Lasem I
KH. Abdul Jabbaar bin
Kiyai Pangeran Abdur Rohmaan Sambu Lasem I bin
Pangeran Benowo binSultan Haadiiwijoyo Mas Karebet Joko Tingkir dg permaisuri Ratu Nyimas Cempoko binti Sultan Trenggono Demak Bintoro.
Versi 3. Beliau Saudara Kandung Pangeran Sambu Lasem I
KH. 'Abdul Jabbaar bin Pangeran bin
Pangeran Haasyim 'Abdul Haliim Benowo.
Versi 4. Beliau Saudara Kandung Pangeran Haasyim 'Abdul Haliim Benowo.
Versi 5. Beliau dan Kiyai Pangeran 'Abdur Rohmaan Sambu Lasem I sama2 Anak Pungut yg konon dari Keturunan 'Aalim 'Ulamaa" (mungkin korban perang) lalu dibesarkan dan dididik 'Ilmu AGAMA ISLAAM oleh Pangeran Haasyim Abdul Haliim Benowo.
Versi 6. Dll.
[22/8 15.28] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21:
Demikian pula asal-usul Kiyai Pangeran 'Abdur Rohmaan Sambu Lasem I juga ada beberapa Versi dan di antaranya Anak Keturunan 'Ulamaa" Asli Hadromaut yg tidak ada sangkut pautnya dg Sultan Haadiuwijoyo Mas Karebet Joko Tingkir.
[22/8 15.28] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21:
*Catatan Besar Versi SUHU Setelah Cek Shilshilahnya :*
Di *Dunia Kiyai Nyai Gus Ning Pesantren Besar* saja di Nusantara (Indonesia) termasuk *Tokoh2 'Umaroo"nya* itupun satu sama lainnya selegence bin simpangsiur sehingga timbul multiversi yg masing2 versi punya kelemahannya padahal *Tokoh Besar Leluhur* yg dibahas *SAMA*.
[22/8 15.28] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21:
Versi dialog SUHU dg teman yg mengawali tulisan ke Panjenengan :
🔽
Syaich 'Abdur Rohmaan Klothok bin Kiyai Saban bin Kiyai Pangeran Sabiil Adiningrat Dandang Kusumo Minak Anggrung.
Berarti Syaich 'Abdur Rohmaan Klothok itu Cucu Kandung Generasi I dari Kiyai Sabiil tsb.
Minak Anggrung itu nama tambahan julukan yg dinisbatkan kepada Tokoh Babat Alas Padangan yakni Adipati Minak Anggrung yg hidup di masa Kerajaan Kediri ketika masih jaya.
Satu anak dari Adipati Minak Anggung ada kisah percintaan dengan Puteri Lanjar Maibit-Rengel-Tuban-Jawa Timur (Sang Puteri Keraton Doho, Panjalu-Kediri) yang gegara salah paham akut menyebabkan wafatnya Sang Puteri Lanjar Maibit beserta Adik Kandungnya.
Usai datang dari bepergian, Satu Anak Adipati Minak Anggrung tsb. melihat Sang Puteri Lanjar Maibit berangkulan dg Lelaki lain yg sesungguhnya merupakan Adik Kandung Sang Puteri yg bertahun2 mencari Mbakyunya yg menghilang dari Keraton Kediri gegara Sang Puteri sejak pernikahannya belum pernah disentuh oleh Sang Suami yg karena suatu sebab tugas Kerajaan Sang Suami terpaksa harus meninggalkannya tetapi ternyata bertahun-tahun tidak pernah pulang dan tiara kabar berita.
Sang Anak Adipati tsb. marah besar, memvonis berzina dan terpaksa merajam keduanya hingga wafat dan disaksikan Penduduk setempat.Sebelumkeduanya wafat sempat meminta agar saat dimakamkan harus langsung dikubur keduanya sekaligus dengan posisi saling berhadapan. Bilamana setelah beberapa dibongkar, posisi keduanya berubah saling membelakangi berarti Tidak Berzina dan memang Saudara kandung. Bilamana posisi tidak berubah, tetap saling berhadapan, maka berarti memang keduanya berzina dan bukan Saudara Kandung.
Singkat ceritera, ternyata tidak terbukti berzina dan penyesalan berkepanjangan dan setelah itu Sang Anak Adipati tsb. menghilang entah ke mana tiada kabar berita.
[22/8 15.28] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21:
Berdasarkan catatan versi ini maka Syaich 'Abdur Rohmaan Klothok-Banjarejo-Banjarjo-Padangan-Bojonegoro bukanlah Paman Syaich Syihaabuddiin (Versi kiriman Panjenengan) bin Istad bin Juraij bin Anom bin KH. Pangeran Moyokerti Sumoyudho Abdul Jabbaar, Nglirip-Jojogan-Tuban.
Berdasarkan versi tsb., seharusnya Syaich Abdur Rohmaan Klothok itu sudah Mbah Buyut dari Syaich Syihaabuddiin. Berarti beda generasi cukup jauh.
Paman = bisa Paklik, bisa Pakde.
[22/8 15.29] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21:
Jikalau pakai versi Nyai Jono binti Kiyai Syihaabuddiin bin Kiyai Anom bin KH. 'Abdul Jabbaar, lalu dinikah oleh Kiyai Muhammad Jono bin Demang Abuu Jono bin KH. Abdul Jabbaar *Jauh Lebih Masuk Akal*.
[22/8 15.29] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Menurut versi di atas, *Nyai Jono binti Kiyai Syihaabuddiin bin Istad bin Juraij bin Anom bin KH. Abdul Jabbaar, Nglirip-Jojogan-Tuban* menikah dg *Kiyai Muhammad Jono bin Kiyai Abuu Jono (Demang Temayang- Kerek-Tuban) bin KH. Abdul Jabbaar, Nglirip-Jojogan*.
🔽
Kajian :
Anom itu SUHU pahami sebagai *KH. Muusaa Choothib Anom Tengah* yg menurunkan Kami IKS (Ikatan Keluarga Syihaabiyyah) termasuk Pendiri PP. Langitan KH. Muhammad Nuur.Semoga pemahaman tersebut benar adanya.
Bilamana suatu hari ada data yang jauh lebih valid, tentu itu yang SUHU dahulukan.
Yang jelas, kenyataan menunjukkan, bilamana bicara shilshilah Keluarga sudah masuk Generasi Mbah Buyut dan Mbah Canggah sudah mulai kabur, apalagi bicara Mbah (Wareng, Udheg-Udheg, Gantung Siwur dan seterusnya) menimbulkan Aneka Versi Yang Saling Bertentangan alias Selegence, padahal Tokoh Yang Dibahas Itu Sama Persis.
Kisah Berlanjut !!!
Syihaabiyyah itu (Versi Ini) dari *KH. Syihaabuddiin, Kauman-Rengel bin KH. Syuhadaa" bin Nyai Lurah (+ KH. Muhammad Shoolih Auliyaa") Santren-Rengel bin Kiyai Penengah, Sekargondo-Pekuwon-Rengel bin KH. Muusaa Choothib Anom Tengah bin KH. 'Abdul Jabbaar, Nglirip-Jojogan-Tuban*.
🔽
KH. Muhammad Nuur Langitan sebagai Adik Kandung Nyai Lurah.
Selanjutnya, KH. Madyani Ishaaq, Nglaren-Rengel bin Kiyai Muhammad Jono bin Demang Temayang Kerek Abuu Jono bin KH. Abdul Jabbaar, Nglirip-Jojogan-Tuban.
Demang Abuu Jono itu Mas Kandung Kiyai Anom.
Kiyai Juraij panggil Pakde Abuu Jono.
Kiyai Istad panggil Kakek Abuu Jono.
Kiyai Syihaabuddiin Padangan panggil Buyut Abuu Jono.
Nyai Jono panggil Canggah Abuu Jono.
Selanjutnya ...
Kiyai Anom panggil Mas (Kandung) Demang Abuu Jono.
Kiyai Juraij panggil Mas (Misanan) Kiyai Muhammad Jono tetapi Nyai Jono bin Kiyai Syihaabuddiin bin Kiyai Istad dinikah oleh Kiyai Muhammad Jono.
Kiyai Istad panggil Pakde Kiyai Muhammad Jono.
Kiyai Syihaabuddiin panggil Kakek Kiyai Muhammad Jono.
Nyai Jono panggil Buyut Kiyai Muhammad Jono.
🔽
Pertanyaannya, benarkah Nyai Jono bin Kiyai Syihaabuddiin bin Kiyai Istad dinikah oleh Mbah Buyutnya Sendiri meski bukan Buyut Kandung ... ?
Jikalau Kakek dan Nenek Urutan (Kakek Nenek Lambung) menikah dg Cucu Urutan (Lambung) itu banyak terjadi tetapi untuk Mbah Buyut Urutan (Lambung) menikahi Cicit Urutan (Lambung) kok terasa bagaimanalah dan sampai detik ini SUHU belum pernah (menjumpainya dan mendengarnya) ... ?!
[22/8 15.55] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Menurut versi ini berarti KH. 'Abdul Kariim Singgahan Tuban sebagai Cucu Menantu Kiyai Syihaabuddiin Al Fadangii bin Kiyai Istad bin Kiyai Juraij bin Kiyai Anom bin KH. 'Abdul Jabbaar.
Sementara dalam versi Weblog PP. Tanggir tertulis sebagai Cucu Kandungnya :
Kiyai Mushlih Shooim (Shooim Mushlih) bin
KH. Abdul Kariim bin
iyai Syihaabuddiin bin
Kiyai Anom bin
KH. 'Abdul Jabbaar.
Atas dasar itu, mana yg valid ... ?
Sementara waktu, belum bisa komen lebih lanjut. Sayangnya SUHU belum kenal satupun dengan Dzurriyyah dari KH. SHOOIM MUSHLIH Tanggir-Tuban. Bilamana bertemu tentu akan cocokan shilshilah Keluarga. Hanya saja dari Pihak Sana bersedia apa tidak berdialog dengan SUHU karena sudah sudah seringkali bertemu Dzurriyyah Para Kiyai terutama di Jawa Timur yang masih Lingkaran Besar Keluarga Besar Dzurriyyah Wali Songo Al 'Azdomah Choon/Al 'Azmtakhan Al Husainii dan sebagian Al Basyaiban Al Husainii yang enggan tidak merespon bahkan sebagian masih Keluarga Dekat meski tidak terlalu dekat.
[22/8 15.56] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21:
Versi Lain ditulis :
Kiyai 'Abdur Rohmaan Klothok Padangan bin
Kiyai Saban bin
Kiyai Pangeran Sabiil Adiningrat Dandang Kusumo Minak Anggrung.
Sedangkan dalam versi tab. Kiyai 'Abdur Rohmaan Klothok Padangan itu shilshilahnya bersambung kepada KH. Abdul Jabbaar, padahal Isterinya KH. Abdul Jabbaar yakni Nyai Moyokerti binti Kiyai Sabiil di atas.
Kiyai Saban itu Mas Kandungnya Nyai Moyokerti.
🔽
Kiyai Saban Vs Kiyai Syahiddiin ... 👳♀️😎😇😭🙏💥⭐ ?
[22/8 15.56] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Sebagai penutup ... INGSUN ... SUHU minta ma'af Lahir Bathos Dunyo Aachiroh karena Artikel kiriman Panjenengan 22-7-2022 yg lalu baru bisa balas tadi ma'am Sabtu, 20-8-2022 dan hari ini Ahad, 21-8-2022.
Mengapa demikian ... ?
Karena butuh komen panjang.
Masih disibukkan ini itu, itu ini.
_*Terlepas kespangsiuran Shilshilah Leluhur, namun yang jelas Mereka itu Leluhur Kandung KITA*. Kenyataan menunjukkan, bilamana berbicara Shilshilah Dunia Kiyai Indonesia terutama Tanah Jawa, jikalau sudah masuk Generasi Kakek Nenek Tingkat IV ke atas (Wareng, Udheg-Udheg, Gantung Siwur, Cicip Moning, Petarangan Bobrok, Debog Bosok, Gropak Senthe, Gropak Waton, Galih Asem, Cendheng, Giyeng, Ampleng, Menyo-Menyo, Rah-Tumerah, Leluhur/Nenek Moyang, selalu muncul kesimpangsiuran. Jangnakan itu, ketika sudah masuk ke Kakek Nenek Buyut dan Canggah saja sudah mulai bingung, tidak bisa menjelaskan. Gegera itu, muncul Aneka Versi yang bisa bikin bingung, puyeng dan pusing seribu keliling_.
0 Comments:
Posting Komentar